1.Jelaskan secara singkat terjadinya serangan tentara mongol ke bagdad pada masa kekhalifahan al-mu’tashim bilah

Posted on

Jawab cepat!!!​

1.Jelaskan secara singkat terjadinya serangan tentara mongol ke bagdad pada masa kekhalifahan al-mu’tashim bilah

Jawaban:

Khalifah Al-Mustasim dari Dinasti Abbasiyah tak mampu membendung serangan tentara Mongol dan sekutunya yang dipimpin cucu Genghis Khan. Pada Februari 1258, tentara Hulagu Khan berhasil mengalahkan tentara kekhalifahan dan membumihanguskan Kota Baghdad. Kota yang sedari abad ke-8 didaku sebagai pusat kebudayaan Timur Tengah dan Islam itu luluh lantak hanya dalam beberapa minggu.

Al-Mustasim yang sudah tak punya kuasa tak bisa berbuat lain selain mematuhi Hulagu Khan. Ia serahkan seluruh harta yang disimpan di istananya. Hulagu Khan lantas membagikan seluruh harta itu kepada para panglima dan sekutunya. Pangeran Mongol itu kemudian berbalik kepada Khalifah dan memberinya sebuah nampan emas untuk dimakan—benar-benar untuk dimakan.

Al-Mustasim tentu saja menolak. Siapa pula yang sanggup memakan emas.

“Lantas mengapa Tuan menyimpan?" tanya Hulagu Khan. “Alih-alih Tuan bisa memberikannya kepada prajuritmu? Dan mengapa Tuan tidak melebur saja pintu besi istana ini lalu menjadikannya mata panah? Dengan panah-panah itu setidaknya Tuan bisa menghalau pasukanku."

“Ini semua kehendak Tuhan," jawab sang Khalifah.

“Kalau begitu, apa yang akan terjadi pada Tuan setelah ini adalah kehendak Tuhan juga," kata Hulagu mengakhiri percakapan.

Beberapa hari kemudian setelah menghancurkan Baghdad, Hulagu keluar dari kota itu dengan membawa serta Khalifah Al-Mustasim berikut putranya yang sulung dan para pelayan. Hulagu lantas mengeksekusi mereka semua di sebuah desa bernama Waqaf. Di istana Baghdad, sisa-sisa keluarga Khalifah juga dibantai.

Ada beberapa versi tentang bagaimana Khalifah Al-Mustasim menemui ajalnya—tergantung dari kronik siapa yang dibaca. Tapi, menurut editor majalah Medieval Warfare dan pendiri laman Medievalists Peter Konieczny, versi yang mungkin mendekati akurat mengatakan bahwa Khalifah dijebloskan dalam karung kulit dan dinjak-injak kuda sampai tewas.

“Bangsa Mongol percaya bahwa darah bangsawan yang tumpah ke bumi akan membawa malapetaka bagi mereka. Jadi, metode hukuman mati ini adalah cara yang populer di antara mereka untuk menghindari masalah," tulis Konieczny dalam makalah How to Invade Iraq: The Mongol Way.

Banyak kalangan menyebut momen runtuhnya Kekhalifahan Abbasiyah dan Kota Baghdad ini sebagai akhir kejayaan kebudayaan Islam. Namun, sebenarnya masa jaya kebudayaan Islam sudah luruh sejak lama. Saat Al-Mustasim naik takhta pada 1242, kekuatan politik dinasti ini sudah jauh terkikis. Kekhalifahan Abbasiyah saat itu bukanlah kekhalifahan yang sama seperti saat masa jayanya di akhir abad ke-8 dan awal abad ke-9.

Baghdad sebagai ibu kota kekhalifahan barangkali tetaplah kota metropolitan dibandingkan kota-kota lain di antero Jazirah Arab. Namun, berlainan dengan masa Khalifah Harun Al-Rasyid (786-803) atau Abdullah Al-Makmun (813-833), wajah kotanya sudah penuh bopeng tersebab luapan banjir dari Sungai Tigris dan kebakaran di permukimannya yang padat. Kondisi itu makin dekaden gara-gara intrik politik, perang saudara di antara elite kekhalifahan, dan konflik Sunni-Syiah.

“Seabad setelah era Harun al-Rashid, pengaruh dan kejayaan kota telah menurun. Perubahan politik membuat kekuatan politik khalifah kikis dan wilayahnya menyempit, meskipun muslim Sunni di berbagai daerah masih mengakui otoritas spiritualnya," tulis Ian Frazier di laman The New Yorker.

Pada pertengahan abad ke-13, wilayah kekuasaan efektif Kekhalifahan Abbasiyah terbatas hanya di Irak bagian tengah dan selatan. Predikat tradisional khalifah sebagai amir al-mukminin—penguasa kaum beriman—pada akhirnya adalah otoritas yang semu belaka. Terlebih setelah munculnya Kekhalifahan Umayyah di Spanyol dan dinasti Fatimiyah di Mesir.

Keagungan semu itu jadi ilusi yang mematikan ketika khalifahnya inkompeten, arogan, dan tak mampu mengukur diri. Ilusi itulah yang menggiring Khalifah Al-Mustasim pada kematiannya yang tragis dan mengakhiri lima abad sejarah Kekhilafahan Abbasiyah.

Penjelasan:

maaf saya belum bisa singkatnya