Jelaskan perbedaan antara kedua konsep di atas…
Periodesasi
Kronologis
Periodisasi adalah pembabakan waktu yang Kronologi adalah penentuan
digunakan untuk berbagai peristiwa.
terjadinya suatu peristiwa sejarah
urutan waktu
41. Perhatikan tabel di bawah ini
Daftar Isi Sembunyikan
Konsep Berpikir Kronologis
Konsep Berpikir Periodisasi
Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
Mohammad Yamin
H.J. de Graaf
Konsep Berpikir Diakronis
Konsep Berpikir Sinkronis
Konsep Berpikir Kronologis
Secara sempit, kronologi bisa diartikan sebagai urutan waktu kejadian. Untuk itu, konsep berpikir kronologis menuntut kita untuk bisa berpikir secara runtut, teratur, sesuai dengan urutan waktu dan tidak melompat-lompat atau berbalik (anakronis).
Dengan konsep berpikir kronologis, sejarah bisa memberikan gambaran utuh suatu peristiwa sesuai dengan urutan waktu kejadian. Dengan kata lain, kronologi bisa membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa bersejarah sesuai dengan urutan waktunya.
Nah, dalam kehidupan sehari-hari, konsep berpikir kronologis ini sangat dibutuhkan untuk memecahkan masalah. Kalau kamu enggak berpikir secara runtut dan berkesinambungan, tentu saja kamu enggak bisa memecahkan masalah atau menemukan solusi yang tepat.
Konsep Berpikir Periodisasi
Periodisasi adalah pembabakan waktu yang merupakan salah satu bentuk penulisan sejarah guna memahami rangkaian peristiwa sejarah. Catatan periodisasi sifatnya subjektif (tergantung terhadap tulisan sejarawan) dalam kerangka penulisannya.
Menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, periodisasi dibuat berdasarkan derajat integrasi yang pernah dicapai Indonesia pada masa lalu dan dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang memengaruhi perkembangan budaya, kultur, politik, dan sosial di Indonesia, sehingga kita bisa membuat periodisasi yang bisa dibedakan jadi 2, yaitu pengaruh Hindu dan pengaruh Islam.
contoh periodisasi sejarah Indonesia menurut beberapa tokoh.
Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
Prasejarah
Zaman Kuno
1) Masa kerajaan-kerajaan tertua.
2) Masa Sriwijaya (dari abad VII – XIII atau XIV).
3) Masa Majapahit (dari abad XIV – XV).
Zaman Baru
1) Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
2) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
3) Masa pergerakan nasional (abad XX).
Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945)
Mohammad Yamin
Zaman Prasejarah sampai tahun 0.
Zaman Protosejarah, tahun 0 sampai abad ke-4.
Zaman Nasional, dari tahun abad ke-4 sampai abad ke-6.
Zaman Internasional, yaitu abad ke-16 sampai kira-kira tahun 1900.
Abad Proklamasi mulai kira-kira tahun 1900.
H.J. de Graaf
Dalam buku yang berjudul Geschiedenis van Indonesia tahun 1949, H.J. de Graaf menuliskan periodisasi sejarah Indonesia sebagai berikut.
Orang Indonesia dan Asia Tenggara (sampai 1650) yang meliputi:
1) Zaman Hindu;
2) Zaman penyiaran Islam dan berdirinya kerajaan Islam.
Bangsa Barat di Indonesia (1511-1800).
Orang Indonesia pada zaman VOC (1600-1800).
Organisasi VOC di luar Indonesia.
Orang Indonesia dalam lingkungan Hindia Belanda (sesudah 1800) diakhiri dengan pemerintahan Ratu Wilhelmina.
Konsep Berpikir Diakronis
Diakronis secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yakni dia dan khronos. Dia punya arti ‘melewati’ atau ‘melintas’, sedangkan khronos artinya ‘perjalanan waktu’. Dengan begitu, kita bisa mendefinisikan diakronis sebagai peristiwa yang dalam prosesnya melewati perjalanan waktu karena subjek dalam sejarah berhubungan dengan segala sesuatu dalam sudut pandang waktu.
Dalam konsep berpikir sejarah, diakronis punya makna terhadap suatu peristiwa dengan cara penelusuran di masa lalu. Sebuah peristiwa sejarah tidak berdiri sendiri, tapi pasti dibarengi dengan peristiwa sebelumnya atau yang kita kenal dengan sifat kausalitas (sebab-akibat). Jadi, pola berpikir diakronis sangat mementingkan proses terjadi sebuah peristiwa.
Melalui pendekatan diakronis, sejarawan bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu hingga memungkinkan penyebab sebuah peristiwa yang lahir dari peristiwa sebelumnya untuk ditafsirkan. Misalnya, dalam menjelaskan peristiwa menjelang Sumpah Pemuda, Oktober 1928, harus dijelaskan pula peristiwa-peristiwa yang jadi latar belakangnya