Kisah usman bin affan ​

Posted on

Kisah usman bin affan ​

Penjelasan:

Utsman bin Affan (bahasa Arab: عثمان بن عفان‎, 579 – 17 Juni 656 M/12 Dzulhijjah 35 H)[5] adalah khalifah ketiga yang berkuasa pada tahun 644 sampai 656 dan merupakan Khulafaur Rasyidin dengan masa kekuasaan terlama. Sama seperti dua pendahulunya, 'Utsman termasuk salah satu sahabat utama Nabi Muhammad. Pernikahannya berturut-turut dengan dua putri Nabi Muhammad membuatnya mendapat julukan Dzun Nurrain (pemilik dua cahaya).

'Utsman bin 'Affan

عثمان بن عفان

Uthman.png

'Utsman radhiallahu 'anhu

Khalifah

Berkuasa

6 November 644 – 17 Juni 656

(11 tahun, 222 hari)

Pendahulu

'Umar bin Khattab

Penerus

'Ali bin Abi Thalib

Lahir

579 (42 SH)

Tha'if, Jazirah Arab

Wafat

17 Juni 656

(17 Dzulqaidah 35 H)[1][2][3]

Madinah, Jazirah Arab

Pemakaman

Jannatul Baqi, Madinah

Suku

Umayyah (Quraisy)

Nama lengkap

bahasa Arab: عثمان بن عفان‎

Nama dan tanggal periode

Khulafaur Rasyidin: 632–661

Ayah

'Affan bin Abi al-'Ash

Ibu

Arwa binti Kuraiz

Pasangan

Ummu 'Amr

Asma binti Abu Jahal

Ruqayyah binti Muhammad

Ummu Kultsum binti Muhammad

Fakhitah binti Ghazwan

Ummul Banin binti Uyayna

Fatimah binti al-Walid

Na-ilah binti Al-Farafishah

Anak

Aban

Agama

Islam[4]

Terlahir dari keluarga saudagar yang sejahtera, 'Utsman dikenal sebagai pribadi yang lembut dan murah hati. Sumbangsihnya yang paling menonjol dan sangat melekat padanya adalah kedermawanan dalam memberikan harta. 'Utsman pernah membeli sumur seorang Yahudi dengan harga sangat mahal saat kemarau dan mempersilakan penduduk mengambil air dari sana dengan cuma-cuma. Saat Perang Tabuk meletus, 'Utsman turut serta menyumbangkan ratusan unta dan kuda selain uang sejumlah ribuan dirham.

Sepeninggal 'Umar, 'Utsman menggantikannya sebagai khalifah pada saat usianya sudah menginjak sekitar 64 atau 65 tahun, menjadikannya sebagai salah satu khalifah tertua saat berkuasa. Berbeda dengan 'Umar yang memusatkan segala urusan negara dalam kendali kuat khalifah, 'Utsman cenderung memberikan hak otonomi yang lebih longgar pada bawahannya. Hal ini menjadikan perluasan wilayah kekhalifahan dapat dilangsungkan secara lebih mandiri, sehingga dapat mencapai wilayah yang lebih jauh. Pada masanya, kekhalifahan sudah mencapai Khorasan Raya (kawasan Asia Tengah) di batas timur. Di masanya, masyarakat Muslim dan non-Muslim menjadi lebih makmur dalam masalah ekonomi dan menikmati kebebasan yang lebih besar di bidang politik.

Terlepas dari segala capaian dan sumbangsih yang telah dilakukan, 'Utsman dikritik keras atas beberapa kebijakannya, yang utama terkait keluarga besarnya yang dipandang lebih dikedepankan untuk menempati berbagai kedudukan penting. Kelonggaran yang diberikan 'Utsman juga menjadi jalan bagi pihak oposisi untuk melakukan demonstrasi besar hingga berujung pada upaya pemberontakan dan pengepungan kediamannya pada tahun 656. Meski demikian, 'Utsman yang tidak mau menjadi penyebab perang saudara menolak bantuan militer dari sanak saudaranya atau pihak lain, menjadikannya terbunuh pada akhir pengepungan.