Menyebutjelaskan kerajaan hindu dan buddha minimal 3
Kutai karta negara, Mataram, Sriwijaya
#maaf klo salah lupa lagi
A. Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai atau Kerajaan Kutai Martadipura (Martapura) merupakan
kerajaan Hindu yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi di Muara Kaman,
Kalimantan Timur. Diperkirakan kerajaan kutai merupakan kerajaan Hindu
tertua di Indonesia. Kerajaan ini dibangun oleh Kudungga. Diduga ia
belum menganut agama Hindu.
Peninggalan terpenting kerajaan Kutai adalah 7 Prasasti Yupa, dengan
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta, dari abad ke-4 Masehi. Salah satu
Yupa mengatakan bahwa “Maharaja Kundunga mempunyai seorang putra bernama
Aswawarman yang disamakan dengan Ansuman (Dewa Matahari). Aswawarman
mempunyai tiga orang putra. yang paling terkemuka adalah Mulawarman.”
Salah satu prasastinya juga menyebut kata Waprakeswara yaitu tempat
pemujaan terhadap Dewa Syiwa.
B. Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Tarumanegera di Jawa Barat hampir bersamaan waktunya dengan
Kerajaan Kutai. Kerajaan Tarumanegara didirikan oleh Rajadirajaguru
Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh putranya,
Dharmayawarman (382 – 395). Maharaja Purnawarman adalah raja
Tarumanegara yang ketiga (395 – 434 M). Menurut Prasasti Tugu pada tahun
417 ia memerintahkan penggalian Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang
6112 tombak (sekitar 11 km).
Dari kerajaan Tarumanegara ditemukan sebanyak 7 buah prasasti. Lima
diantaranya ditemukan di daerah Bogor. Satu ditemukan di desa Tugu,
Bekasi dan satu lagi ditemukan di desa Lebak, Banten Selatan.
Prasasti-prasasti yang merupakan sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
tersebut adalah sebagai berikut :
Prasasti Tugu
1. Prasasti Kebon Kopi,
2. Prasasti Tugu,
3. Prasasti Munjul atau Prasasti Cidanghiang,
4. Prasasti Ciaruteun, Ciampea, Bogor
5. Prasasti Muara Cianten, Ciampea, Bogor
6. Prasasti Jambu, Bogor
7. Prasasti Pasir Awi, Bogor.
C. Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya merupakan kerajaan yang bercorak agama Budha. Raja yang
pertamanya bernama Sri Jaya Naga, sedangkan raja yang paling terkenal
adalah Raja Bala Putra Dewa.
Letaknya yang strategis di Selat Malaka (Palembang) yang merupakan
jalur pelayaran dan perdagangan internasional.Keadaan alam Pulau
Sumatera dan sekitarnya pada abad ke-7 berbeda dengan keadaan sekarang.
Sebagian besar pantai timur baru terbentuk kemudian. Oleh karena itu
Pulau Sumatera lebih sempit bila dibandingkan dengan sekarang,
sebaliknya Selat Malaka lebih lebar dan panjang. Beberapa faktor yang
mendorong perkembangan kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan besar antara
lain sebagai berikut :
Kemajuan kegiatan perdagangan antara India dan Cina melintasi selat
Malaka, sehingga membawa keuntungan yang besar bagi Sriwijaya.Keruntuhan Kerajaan Funan di Vietnam Selatan akibat serangan
kerajaan Kamboja memberikan kesempatan bagi perkembangan Sriwijaya
sebagai negara maritim (sarwajala) yang selama abad ke-6 dipegang oleh
kerajaan Funan.
Berdasarkan berita dari I Tsing ini dapat kita ketahui bahwa selama
tahun 690 sampai 692, Kerajaan Melayu sudah dikuasai oleh Sriwijaya.
Sekitar tahun 690 Sriwijaya telah meluaskan wilayahnya dengan
menaklukkan kerajaan-kerajaan di sekitarnya. Hal ini juga diperkuat oleh
5 buah prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang kesemuanya ditulis dalam
huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno. Prasasti-prasasti tersebut adalah
sebagai beikut :
1. Prasasti Kedukan Bukit
2. Prasasti Talang Tuwo
3. Prasasti Kota Kapur
4. Prasasti Telaga Batu
5. Prasasti Karang Birahi
6. Prasasti Ligor
Selain peninggalan berupa prasasti, terdapat peninggalan berupa
candi. Candi-candi budha yang berasal dari masa Sriwijaya di Sumatera
antara lain Candi Muaro Jambi, Candi Muara Takus, dan Biaro Bahal, akan
tetapi tidak seperti candi periode Jawa Tengah yang terbuat dari batu
andesit, candi di Sumatera terbuat dari bata merah.
Beberapa arca-arca bersifat budhisme, seperti berbagai arca budha dan
bodhisatwa Awalokiteswara ditemukan di Bukit Seguntang, Palembang,
Jambi, Bidor, Perak dan Chaiya.
D. Kerajaan Mataram ( Hindu-Budha )
Kerajaan Mataram diketahui dari Prasasti Canggal yang berangka tahun
732 Masehi yang ditulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Dalam
prasasti itu disebutkan bahwa pada mulanya Jawa (Yawadwipa) diperintah
oleh Raja Sanna. Setelah ia wafat Sanjaya naik tahta sebagai
penggantinya. Sanjaya adalah putra Sannaha (saudara perempuan Sanna).