Contoh drama 7 orang
Jaya:Apa kalain setuju kalau kita berkunjung ke rumahnya Iman besok sore?
Huda:Aku setuju, sepertinya besok aku tidak ada acara apa-apa.
Jaya:Bagaimana dengan kalian, apa kalian setuju juga?
Dari enam orang bersahabat, hanya Sandy dan Silva yang bersikap aneh.
Ahsan:Iya, aku setuju aja. Sebaiknya kita memang berkunjung ke rumah Iman besok saja, tidak usah ditunda-tunda.
Ali:Okay, aku akan siap-siap besok sore.
Jaya:Kalau kamu bagaimana, San? kamu juga ada waktu kan besok sore?
Sandy tidak bisa berjanji akan ikut Jaya dan teman-teman lainnya kerumahnya Iman.
Sandy:Aku belum tahu, lihat besok ya..
Silva:Aku tidak ikut, kalian saja yang pergi kesana.
Jaya pun bertanya, kenapa Silva tidak mau menjenguk Iman.
Jaya:Kenapa kamu tidak ikut? kamu tidak merasa bersalah sudah tahu ada teman yang sakit kamu malah tidak menjenguknya?
Ahsan:Iya, benar kata Jaya itu. Teman kita kan sakit, kenapa kita tidak menjenguk?
Silva:Namanya juga manusia, pasti ada waktu dimana dia akan mengalami sakit. Aku juga sama seperti Iman dan orang lain pada umumnya.
Jaya:Iya, tapi kita kan teman. Kalau ada diantara kita yang sedang sakit, maka kita wajib menjenguknya.
Silva dan Sandy terus bersikap seperti orang asing, dan bukan seorang sahabat.
Sandy:Ya tapi kalau tidak ada waktu kan tidak wajib juga.
Huda:Waktu itu kita yang menentukan. Kalau kalian menganggap Iman itu penting, pastinya kamu punya waktu luang.
Sandy:Kamu ngomong aja gampang!
Silva:Iya, kalau ngomong saja mudah.
Jaya pun semakin bingung dengan kedua temannya itu.
Jaya:Maksud kalian bagaimana? ngomong saja mudah bagaimana? ini kan cuma niatan untuk menjenguk seorang sahabat yang sedang sakit, apa iya kalian tidak punya waktu luang sedikitpun?
Huda mencoba ikut menyadarkan Sandy dan Silva tanggung jawab seorang sahabat.
Huda:Iya, benar itu. Mana mungkin waktu sebentar untuk menjenguk sahabat saja tidak ada.
Sandy:Hemmm…. aku belum bisa ngasih jawaban.
Jaya:Kalau kamu, Sil?
Silva:Aku malas.
Jaya semakin tidak mengerti dengan sikap aneh Silva.
Jaya:Malas? bisa-biasanya kamu bilang malas? kamu tidak merasa punya teman Iman ya?
Silva:Ya merasa, tapi kan bukan berarti aku harus melakukan apa saja demi dia.
Jaya:Melakukan apa? kita kan cuma harus menjenguk dia dirumahnya karena saat ini dia sedang sakit. Itu saja.
Silva:Ya, tapi aku kan lagi malas. Kenapa harus memaksakan diri kalau sedang malas.
Huda:Kalian harusnya tahu apa arti persahabatan itu. Jika ada salah satu diantara kita yang sedang mengalami kesedihan ataupun sakit, maka kita harus menjadi obat baginya, dan bukannya bersikap seperti orang asing.
Sandy dan Silva terdiam… Kemudian, Ali berhasil menyadarkan Sandy dan Silva.
Ali:Tahukah kalian, apa yang membedakan kita dengan makhluk lain? apakah bentuk fisiknya saja atau sifatnya?
Sandy dan Silva meraba-raba dalam hati apa yang dimaksud oleh Ali. Kemudian mereka menjawab.
Sandy:Sifatnya yang membedakan.
Ali:Kalau menurut kamu, Sil?
Silva:Iya, sudah pasti sifatnya.
Ali:Kalau kalian sudah tahu, bahwa yang membedakan manusia dengan makhluk lain itu adalah sifatnya, maka seharusnya kalian paham bahwa manusia dalam hal ini seorang sahabat itu harus memiliki rasa sosial kepada sahabat kita yang sedang sakit.
Sandy dan Silva terdiam.. kemudian mereka sadar diri.
Sandy:Iya, benar kata kamu, Al.
Silva:Iya juga ya.. Iman itu kan sahabatku, jadi aku harus menjenguknya karena dia sedang sakit. Siapa tahu dengan kedatanganku keadaan dia bisa membaik.
Jaya terlihat senang sekali dengan sikap Sandy dan Silva yang akhirnya sadar diri.
Jaya:Seperti itu baru sahabat sejati namanya.
Ali:Okay, sampai ketemu besok dirumah Iman. Semoga keadaan Iman akan semakin baik dengan kedatangan kita besok.
Teman-teman Ali:
Okay, semoga saja