Perapakah budaya, suku, dan bahasa di indonesia
Indonesia Miliki 652 Bahasa Daerah dan 1.340 Suku. SUKU dan bahasa merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki dari suatu wilayah atau negara. … Pembagian dan pernghitungan jumlah suku di Indonesia sendiri sebenarnya tidak mutlak dikarenakan perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan lain sebagainya
SEMOGA BERMANFAAT
SUKU dan bahasa merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki dari suatu wilayah atau negara. Di Indonesia sendiri memiliki 652 bahasa dan 1.340 suku, berdasarkan data dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Jika dibandingkan dengan negara lain seperti Amerika serikat yang tercatat hanya memiliki 422 bahasa, kemudian Nigeria yang memiliki 526 bahasa, Indonesia masih memiliki bahasa yang lebih banyak. Namun, Indonesia bukanlah negara yang paling banyak memiliki jumlah bahasa, melainkan Papua Nugini yang tercatat memiliki 839 bahasa.
Untuk suku dari Indonesia yang kini jumlahnya sudah mencapai 1.340 tersebut, suku Jawa lah suku terbesar dengan total 41% dari total populasi yang ada di Indonesia. Sementara Suku Sunda adalah kelompok terbesar kedua di negeri ini. Pembagian dan pernghitungan jumlah suku di Indonesia sendiri sebenarnya tidak mutlak dikarenakan perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan lain sebagainyaSementara itu, bahasa yang memiliki jumlah penutur yang paling banyak adalah bahasa Jawa, kemudian bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa Minangkabau, bahasa Musi, bahasa Bugis, bahasa Banjar, bahasa Aceh, bahasa Bali dan bahasa Betawi. Namun ternyata, ada juga bahasa daerah Indonesia yang sudah punah seperti di antaranya bahasa Hoti, bahasa Serua, dan bahasa Nila. sementara bahasa yang hampir punah diantaranya ada bahasa Reta, bahasa Saponi, bahasa Ibo dan bahasa Meher.
Kepunahan bahasa digambarkan ketika bahasa itu sudah tidak lagi digunakan. Salah satu gejalanya adalah penurunan secara drastis jumlah penutur yang aktif.
Minimnya penggunaan bahasa daerah oleh anak-anak muda juga menjadi salah satu gejalanya. Saat ini jarang anak-anak muda menggunakan bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian pun hanya menguasai secara pasif bahasa daerah asal mereka di mana mereka hanya mengerti namun tidak bisa menuturkan. Namun, usaha untuk pencegahan kepunahan suatu bahasa juga hasilnya tidak terlalu nyata. Tapi usaha ini merupakan suatu bentuk perjuangan untuk tetap mempertahankan warisan budaya bangsa yang sangat berharga.