•Suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan

Posted on

perbuatan dengan senang tanpa didahului oleh daya pemikiran karena sudah menjadi kebiasaan.
Penjelasan tersebut merupakan pengertian dari….
A.zuhud
B.tasawuf
C.akhlak
D.akidah
E.syari'ah​

•Suatu keadaan bagi diri atau jiwa yang mendorong (diri atau jiwa itu) untuk melakukan

Jawaban:

Penjelasan tersebut merupakan pengertian dari C. Akhlak

Penjelasan:

Menurut Ibnu Miskawaih, akhlak itu merupakan bentuk jamak dari khuluq,

االخلق حال للنفس دا عيةلها الى أفعالها من غير فكر و لاروية

Artinya: keadaan jiwa yang mengajak atau mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa difikirkan dan diperhitungkan sebelum-nya.

Dengan kata lain akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong timbulnya perbuatan-perbuatan secara spontan. Sikap jiwa atau keadaan jiwa seperti ini terbagi menjadi dua; ada yang berasal dari watak (bawaan) atau fitrah sejak kecil dan ada pula yang berasal dari kebiasaan latihan. Dengan demikian, manusia dapat berusaha mengubah watak kejiwaan pembawaan fitrahnya yang tidak baik menjadi baik.

Ibnu Miskawaih memandang manusia adalah makhluk yang memiliki keistimewaan karena dalam kenyataannya manusia memiliki daya pikir dan manusia juga sebagai makhluk yang memiliki macam-macam daya. Ibnu Miskawaih menonjolkan kelebihan jiwa manusia atas jiwa binatang dengan adanya kekuatan berpikir yang menjadi sumber tingkah laku, yang selalu mengarah kepada kebaikan.

Mengawali pembahasan tentang akhlak, Ibnu Miskawaih membahas atau memberi beberapa prinsip dasar tentang akhlak, yakni:

1.      Tujuan ilmu akhlak adalah membawa manusia kepada kesempurnaan. Kesempurnaan manusia terletak pada pemikiran dan amal perbuatan, yaitu kesempurnaan ilmu dan kesempurnaan amal. Tugas ilmu akhlak terbatas pada sisi amal perbuatan saja.

2.      Kelezatan indrawi hanya sesuai dengan hewan tidak dengan manusia. Bagi manusia kelezatan akal adalah yang lebih sesuai dengan martabatnya sebagai manusia. Anak-anak harus di didik sesuai dengan akhlak yang mulia, dimulai dengan jiwa keinginan, lalu jiwa marah, dan akhirnya jiwa berpikir. Rencana pendidikan juga dimulai dengan adab makan, minum, berpakaian (jiwa keinginan), lalu sifat-sifat berani dan daya tahan (jiwa marah), dan akhirnya sifat bernalar, sehingga akal dapat mendominasi segala tingkahlaku (jiwa pikir).