Jelaskan asas kepemimpinan pancasila

Posted on

Jelaskan asas kepemimpinan pancasila

Pancasila adalah falsafah negara, falsafah bangsa, dasar negara, pokok-pokok kaidah negara yang fundamental (staatfundamental norm) Kepemimpinan Pancasila pada dasarnya merupakan perpaduan pola pikir modern dan pola pikir yang bersumber dari Pancasila sebagai falsafah bangsa dengan bertumpu pada asas-asas:

a. Ing ngarso sing tulodo (di depan memberikan teladan)

Artinya, pemimpin yang baik adalah orang yang berani berjalan didepan untuk menjadi ujung tombak menghadapi rintangan dan bahaya. Dan dengan keberanian, ia harus sanggup bekerja paling berat sambil menegakan disiplin bagi diri sendiri maupun orang yang dipimpin. Pemimpin yang baik harus menjadi teladan dan dapat diteladani, ia mengabdikan diri untuk kepentingan umum dan tidak hanya pandai memberi perintah saja, tetapi juga bijaksana dalam memberikan petunjuk, nasihat, perlindungan dan pertimbangan.

b. Ing madyo mangun karso (ditengah membangun motivasi dan kemauan)

Artinya, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau terjun ditengah-tengah anak buahnya, dan merasa senasib sepenang-gungan, sanggup membangkitkan semangat juang dan motivasi dan etik kerja yang tinggi. Oleh karena itu, ia berada ditengah-tengah anak buahnya, ia tanggap, dan mampu berpikir untuk bertindak dengan cepat dan tepat sesuai situasi dan kondisi. Pemimpin tersebut menghayati kesulitan-kesulitan anak buahnya dan ikut merasakan peristiwa-peristiwa gawat, sedih bersama pengikutnya.

c. Tut wuri handayani (mendorong untuk berprakarsa)

Artinya pada saat yang tepat seorang pemimpin harus sanggup berdiri dibelakang anak buah dalam artian bukan bersembunyi dibelakang pengikutnya atau mengekor dibalik kekuatan anak buahnya. Akan tetapi harus diartikan pemimpin tersebut mau memberi dorongan agar anak buahnya mau berprakarsa, berani berinisiatif, memiliki kepercayaan diri untuk berpartisipasi dan berkarya, serta tidak selalu bergantung kepada atasan.

d. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Artinya, seorang pemimpin dituntut tidak saja memiliki keyakinan beragama, tapi juga memiliki iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ini berarti, adanya kesadaran bahwa setiap insan adalah sama kedudukannya dimata Tuhan, dan hal ini akan menyadarkan pemimpin bahwa ia bukanlah orang yang super, ia akan memiliki kasih sayang, belas kasih terhadap sesama dan semangat persaudaraan yang tinggi. Dan dengan keimanan serta ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa akan membawanya menjadi orang yang adil, jujur, benar, tekun dan sabar serta rendah hati (tidak sombong)

e. Waspada purba wisesa (waspada dan berkuasa)

Artinya, seorang pemimpin dituntut untuk waspada (dari kata awas) yang berarti dapat melihat. Ini berarti dapat melihat gejala dengan jalan menguak tabir selubung, sehingga setiap peristiwa dapat ditelaah, dikaji dan dimaknai, dan menjadikan ia tidak raguragu, tidak takut dalam mengambil suatu keputusan. Awas, juga mengandung pengertian waspada dan bijaksana. Waspada karena tajam penglihatannya, sehingga tahu sebelum terjadi sesuatu. Bijaksana, mengandung arti pandai, cakap, mahir, ahli, berpengalaman, cerdik sehingga ia merupakan pribadi yang memiliki kewibawaan untuk memimpin. Wasesa berarti keunggulan, kelebihan, atau kewibawaan disertai kekuasaan. Purba berarti mampu mengendalikan. Jadi purba wasesa berarti  mengendalikan semua keunggulan dan kekuasaan.

f. Ambeg paramarta

Artinya, seorang pemimpin harus mempunyai sikap yang adil dan mampu membedakan hal-hal penting dan tidak penting, sehingga seseorang pemimpin harus mampu memilih mana yang harus didahulukan dan mana yang harus disusulkan kemudian, serta selalu bersikap adil.

g. Ambeg prasaja (bersifat sederhana)

Artinya, seorang pemimpin harus bersifat sederhana, terbuka, terus terang, tulus, lulus, ikhlas, benar dan penuh toleransi. Seorang pemimpin bersikap bersahaja artinya hidupnya tidak berlebih-lebihan dan tidak rakus

h. Ambeg satya (setia)

Artinya seorang pemimpin harus bersifat setia, tepat janji antara kata dan perbuatan, ia harus dapat dipercaya karena jujur, lurus, tulus, setia dan bisa membuat senang orang.

i. Gemi nastiti (hemat, teliti dan cermat)

Artinya seorang pemimpin itu harus bersifat hemat, cermat, berhati-hati dan tidak boros, ia harus mampu melaksanakan semua pekerjaan dengan efektif dan efisien. Dan tidak hanya itu, ia juga harus meneliti dengan sangat hati-hati atas segala karya, perbuatan dan atau peristiwa. Berhati-hati juga berarti menggunakan nalar, cermat dan teliti, ia harus pandai mendugaduga apa yang paling baik dan menghindari terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan kesusahan.

j. Belaka (terbuka, jujur)

Artinya, pemimpin yang baik harus bersikap terbuka, dan selalu membuka komunikasi untuk menerima pandangan, pendapat, saran dan koreksi positif dan tidak merasa malu hati belajar dari lingkungan dan bawahan.

k. Legowo (ikhlas)

Artinya, pemimpina yang baik itu harus bersikap rela dan tulus ikhlas serta setiap saat bersedia berkorban