Isi prasasti kota kapur

Posted on

Isi prasasti kota kapur

-Keberhasilan ! (disertai mantra persumpahan yang tidak dipahami artinya)
-Wahai sekalian dewata yang berkuasa, yang sedang berkumpul dan
melindungi Kadātuan Śrīwijaya ini; kamu sekalian dewa-dewa yang
mengawali permulaan segala sumpah !
-Bilamana di pedalaman semua daerah yang berada di bawah Kadātuan
ini akan ada orang yang memberon­tak yang bersekongkol dengan para
pemberontak, yang berbicara dengan pemberontak, yang mendengarkan kata
pemberontak;
-yang mengenal pemberontak, yang tidak berperilaku hormat, yang
tidak takluk, yang tidak setia pada saya dan pada mereka yang oleh saya
diangkat sebagai datu; biar orang-orang yang menjadi pelaku
perbuatan-perbuatan tersebut mati kena kutuk biar sebuah ekspedisi untuk
melawannya seketika di bawah pimpinan datu atau beberapa datu
Śrīwijaya, dan biar mereka
-dihukum bersama marga dan keluarganya. Lagipula biar semua
perbuatannya yang jahat; seperti meng­ganggu :ketenteraman jiwa orang,
membuat orang sakit, membuat orang gila, menggunakan mantra, racun,
memakai racun upas dan tuba, ganja,
-saramwat, pekasih, memaksakan kehendaknya pada orang lain dan
sebagainya, semoga perbuatan-perbuatan itu tidak berhasil dan menghantam
mereka yang bersalah melakukan perbuatan jahat itu; biar pula mereka
mati kena kutuk. Tambahan pula biar mereka yang menghasut orang
-supaya merusak, yang merusak batu yang diletakkan di tempat ini,
mati juga kena kutuk; dan dihukum langsung. Biar para pembunuh,
pemberontak, mereka yang tak berbakti, yang tak setia pada saya, biar
pelaku perbuatan tersebut
-mati kena kutuk. Akan tetapi jika orang takluk setia kepada saya
dan kepada mereka yang oleh saya diangkat sebagai datu, maka moga-moga
usaha mereka diberkahi, juga marga dan keluarganya
-dengan keberhasilan, kesentosaan, kesehatan, kebebas­an dari
bencana, kelimpahan segala­nya untuk semua negeri mereka ! Tahun Śaka
608, hari pertama paruh terang bulan Waisakha (28 Februari 686 Masehi),
pada saat itulah
-kutukan ini diucapkan; pemahatannya berlangsung ketika bala
tentara Śrīwijaya baru berangkat untuk menyerang bhūmi jāwa yang tidak
takluk kepada Śrīwijaya.

Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu yang berbentuk tugu
bersegi-segi dengan ukuran tinggi 177 cm, lebar 32 cm pada bagian dasar,
dan 19 cm pada bagian puncak.