Jelaskan kelainan pada sistem koordinasi manusia azzheimerjels

Posted on

Jelaskan kelainan pada sistem koordinasi manusia azzheimerjels

Jawaban Terkonfirmasi

Mata pelajaran : biologi
Kelas : IX SMP
Kategori : Sistem koordinasi dan alat indera manusia 
Kode kategori berdasar kurukulum KTSP : 9.4.2
Kata kunci : gangguan dan kelainan sistem saraf manusia, alzheimer

Jawaban :

Penyakit Alzheimer adalah kondisi kelainan yang ditandai dengan penurunan daya ingat, penurunan kemampuan berpikir dan berbicara, serta perubahan perilaku pada penderita akibat gangguan di dalam otak yang sifatnya progresif/berkelanjutan atau perlahan-lahan.

Hingga saat ini penyebab pasti penyakit Alzheimer belum diketahui. Namun para ahli yang melakukan penelitian mengemukakan bahwa di dalam otak penderita terjadi pengendapan protein beta-amyloid dan kekusutan neurofibril yang menghalangi suplai nutrisi antar sel otak. Seiring waktu, beta amyloid yang mengendap dan neurofibril yang kusut akan merusak dan mematikan sel-sel otak sehingga akhirnya membuat ukuran otak menyusut. Saat proses tersebut berjalan, gejala akan tampak pada penderita, yaitu berupa daya ingat berkurang, perubahan suasana hati, dan menurunnya kemampuan bicara. Rusaknya sel-sel otak juga dapat menurunkan kadar neurotransmitter di dalam otak yang berimbas kepada kacaunya koordinasi antarsaraf otak.

Pada fase awal, seseorang yang terkena penyakit Alzheimer biasanya akan terlihat mudah lupa, seperti lupa nama benda atau tempat, lupa tentang kejadian-kejadian yang belum lama dilalui, dan lupa mengenai isi percakapan yang belum lama dibicarakan bersama orang lain.Seiring perkembangan waktu, gejala akan meningkat. Penderita penyakit Alzheimer kemudian akan kesulitan melakukan perencanaan, kesulitan bicara atau menuangkan sesuatu ke dalam bahasa, kesulitan membuat keputusan, kerap terlihat bingung, tersesat di tempat yang tidak asing, mengalami gangguan kecemasan dan penurunan suasana hati, serta mengalami perubahan kepribadian, seperti mudah curiga, penuntut, dan agresif. Pada kasus yang parah, penderita penyakit Alzheimer bisa mengalami delusi dan halusinasi, serta tidak mampu melakukan aktivitas atau bahkan tidak mampu bergerak tanpa dibantu orang lain.

Tahap perkembangan gejala penyakit Alzheimer dibagi menjadi tiga, yaitu tahap awal, tahap pertengahan, dan tahap akhir. Pada tahap awal, gejala penyakit Alzheimer umumnya akan sulit dikenali karena kemungkinan penderita akan mengira penurunan daya ingat sebagai hal yang lumrah seiring efek perkembangan usia. Namun ketika gejala memasuki tahap lebih lanjut, dampak yang lebih signifikan akan mulai terlihat pada diri dan perilaku penderita.Tingkat kecepatan berkembangnya gejala penyakit Alzheimer berbeda-beda pada tiap penderita, tapi umumnya gejala akan berkembang secara perlahan-lahan selama beberapa tahun.

Ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit Alzheimer, di antaranya adalah gaya hidup yang tidak sehat, berjenis kelamin wanita, berusia di atas 65 tahun, memiliki orang tua atau saudara kandung yang sakit Alzheimer, memiliki riwayat penyakit jantung, dan pernah mengalami luka berat di kepala.

Penderita Alzheimer umumnya hidup sekitar 8-10 tahun setelah gejala muncul, namun ada juga beberapa penderita lain yang bisa hidup lebih lama dari itu. Meski penyakit Alzheimer belum ada obatnya, bentuk-bentuk penanganan yang ada saat ini bertujuan untuk memperlambat perkembangan kondisi serta meredakan gejala-gejalanya.

Tujuan pengobatan dalam kasus penyakit Alzheimer adalah untuk memperlambat perkembangan gejalanya saja karena penyakit ini belum bisa disembuhkan. Selain dengan pemberian obat-obatan, penanganan dari aspek psikologis melalui stimulasi kognitif juga harus diterapkan guna memperbaiki ingatan penderita, memulihkan kemampuannya dalam berbicara dan memecahkan masalah, serta membantunya memperbaiki kemampuan berbicara.

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah penyakit Alzheimer, di antaranya dengan menurunkan risiko terkena penyakit jantung, menjaga berat badan tetap sehat, mengonsumsi makanan sehat, rutin berolahraga, mengurangi konsumsi minuman beralkohol, berhenti merokok, menjaga otak agar tetap aktif bekerja, serta rutin memeriksakan diri ke dokter seiring pertambahan usia.
(EK)

Semoga bermanfaat