Kesehatan adalah ”barang” langka di dunia ini. Banyak yang menyebutkan sehat adalah nomor satu. Ada pula yang menyindir ”jangan sakit kalau tak punya duit”. Itu artinya, biaya dokter, rumah sakit, dan obat-obatan sudah sangat mahal. Apalagi kini para investor berlomba-lomba membangun rumah sakit berstandar internasional (RSI). Termasuk Pemprov Bali pun merencanakan membangun RSI.

Posted on

Padahal kita tahu, biaya rumah sakit apalagi yang berstandar internasional pasti sangat mahal. Tentu akan sangat banyak masyarakat di negeri ini yang tak bisa menjangkau. Apalagi mereka yang memiliki label ”KK Miskin”.

Harus diakui pula, saat ini banyak persoalan kesehatan dan pendidikan terutama di daerah pedesaan. Masih banyak dijumpai anak-anak usia sekolah tidak lagi mengenyam pendidikan. Demikian pula masih ada beberapa kabupaten di Bali yang ”menyimpan” anak gizi buruk. Belum lagi tingginya angka kematian ibu dan anak, serta tingginya prevalensi penyakit menular berbasis lingkungan. Semua itu berangkat dari kondisi miskin masyarakat.

Salah kalau menyebut, munculnya berbagai hal tersebut karena pemerintah belum berbuat. Sebab pemerintah sudah bekerja memberikan pelayanan terbaik untuk rakyatnya melalui berbagai program pembangunan. Tetapi tak jarang program tersebut hanya sporadis. Artinya, program yang dicanangkan pemerintah hanya aktif saat diresmikan. Setelah itu, tidak ada lagi pemantauan dan evaluasi, sehingga tidak jarang program gagal di tengah jalan.

Sama halnya dengan kondisi pelayanan kesehatan masyarakat yang disebut puskesmas. Ide awal untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, ternyata tak terwujud. Padahal konsep ideal dari pembanguna puskesmas yang disebar di desa-desa sangatlah mulia. Pemerintah berkeinginan untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat. Dengan harapan si penderita akan cepat tertangani dengan biaya yang terjangkau. Bahkan bila perlu digratiskan.

Namun fakta yang ada di lapangan, puskesmas tidak lebih dari sekadar ”tukang” rujukan. Bahkan tidak jarang puskesmas kosong, karena ditinggal ke undangan oleh petugas. Kondisi inilah yang menyebabkan pamor puskesmas mulai meredup. Bahkan banyak masyarakat yang ”alergi” datang ke puskesmas karena pelayanan yang diberikan sangat tidak maksimal.

Tentukan kalimat fakta dan opini dari teks editorial "Puskesmas Harus Diberdayakan Lagi"

Kesehatan adalah ”barang” langka di dunia ini. Banyak yang menyebutkan sehat adalah nomor satu. Ada pula yang menyindir ”jangan sakit kalau tak punya duit”. Itu artinya, biaya dokter, rumah sakit, dan obat-obatan sudah sangat mahal. Apalagi kini para investor berlomba-lomba membangun rumah sakit berstandar internasional (RSI). Termasuk Pemprov Bali pun merencanakan membangun RSI.

Jawaban:

FAKTA:

Apalagi kini para investor berlomba-lomba membangun rumah sakit berstandar internasional (RSI). Termasuk Pemprov Bali pun merencanakan membangun RSI.

Demikian pula masih ada beberapa kabupaten di Bali yang ”menyimpan” anak gizi buruk.

Namun fakta yang ada di lapangan, puskesmas tidak lebih dari sekadar ”tukang” rujukan.

OPINI:

Padahal kita tahu, biaya rumah sakit apalagi yang berstandar internasional pasti sangat mahal.