Bantu dong kakkk plisss, Jawab dgn benar, Jan ngasal​

Posted on

Bantu dong kakkk plisss, Jawab dgn benar, Jan ngasal​

Bantu dong kakkk plisss, Jawab dgn benar, Jan ngasal​

Jawaban:

1. agama dan ibadah

2. sekelompok kaum musyrik bertemu dengan Nabi Muhammad Saw. untuk menawarkan kepada Nabi Muhammad Saw. ajakan “damai” dalam bentuk tawaran agar Nabi Muhammad Saw menyembah tuhan kaum kafir Quraisy selama satu tahun, dan gantian mereka pun akan menyembah Allah selama satu tahun.

3. Sikap manusiawi dan kasih sayangnya kepada orang lain telah mendahului yang lainnya. Perilaku baik dan santun Rasulullah Saw kepada orang-orang Kafir ini bahkan diakui juga oleh para musuh-musuhnya. Namun sebagian ahli sejarah Eropa dan ahli sejarah Timur pendengki mengklaim bahwa sikap manusiawi Rasulullah terkait pada masa ketika Islam masih lemah dan tidak punya cara lain selain berdamai dan bersikap lembut.

1. Aqidah dan ibadah

yang sebagaimana dikatakan sebagai berikut “Islam merupakan agama yang toleran. Toleransi dalam Islam hanya berlaku dalam persoalan muamalah (hubungan sosial atau keduniaan) dan kebebasan beragama serta kebebasan menjalankan agama. Bukan dalam persoalan aqidah dan ibadah. Maka tidak boleh mengikuti ibadah dan aqidah agama lain. Ini toleransi diajarkan oleh Al-Qran (QS. Al-Kafirun: 1-6 dan Al-Mumtahanah: 8-9) dan As-Sunnah,”

2. Toleransi dalam menyembah tuhan kaum Quraisy

Para pembesar kafir Quraisy ini kemudian berkata: “Ya Muhammad! Mari kita berdamai. Kami bersedia menyembah apa yang engkau sembah tetapi engkau pun hendaknya bersedia pula menyembah yang kami sembah, dan di dalam segala urusan di negeri kita ini, engkau turut serta bersama kami. Kalau seruan yang engkau bawa ini memang ada baiknya daripada apa yang ada pada kami, supaya turutlah kami merasakannya dengan engkau. Dan jika kami yang lebih benar daripada apa yang engkau serukan itu maka engkau pun telah bersama merasakannya dengan kami, sama mengambil bahagian padanya.” Maka turunlah surat al-Kāfirūn sebagai penolakan terhadap ajakan mereka tersebut. (As-Suyuthi, ad-Dur al-Manṡūr fī at-Tafsīr bi al-Ma’ṡūr, Juz 15, [Mesir: Dar Hijr, 2003], hal. 711)

3. Toleran dan menghormati pemeluk agama lain