bentar lagi masuk SMA.”
Ibu : “Benar, Pak!”
Bapak : “Gimana, dia mau sekolah di mana?”
Ibu : “Kalau menurut saya, biarkan Dona
sendiri yang memilih sekolah yang
dia inginkan. Soalnya bisa jadi, pi-
lihan kita tidak cocok dengan ke-
inginan si anak.”
Bapak : “Benar juga, pikiran Ibu! Sekarang, di
mana Dona?”
Ibu : “Ada. Dia sedang di kamarnya! Perlu
dipanggil?”
Bapak : “Saya kira baik, kalau Dona kita ajak
bicara sekarang. Biar dia mulai ber-
pikir untuk menentukan pilihannya.”
Ibu : “Dona, kemari, Nak!”
Dona : “Ya, Bu. Ada apa?”
Ibu : “Begini lho, kamu kan sudah kelas
tiga. Sebentar lagi lulus dan melan-
jutkan ke sekolah lanjutan atas.
Apakah kamu sudah berpikir mau ke
mana?”
Dona : “Belum, Bu.”
Bapak : “Kalau begitu, mari kita pikir bersama.
Pemikiran orang banyak biasanya
lebih baik daripada dipikir sendiri.”
Ibu : “Kamu sendiri condong memilih ke
mana? SMA atau SMK?”
Dona : “Kalau saya sih, senang di SMK?”
Bapak : “Mengapa?”
Dona : “Soalnya begini, Pak. Kalau saya
melanjutkan di SMK, saya bisa lang-
sung kerja. Dengan demikian, saya
tidak membebani bapak dan ibu lagi.
Tapi, saya justru dapat meringankan
keluarga.”
Ibu : “Bagus sekali pemikiranmu, Nak! Kita
memang masih harus membiayai dua
adikmu lagi.”
Bapak : “Lalu, apakah kamu sudah punya
gambaran SMK mana yang ingin
kamu pilih?”
Dona : “Sudah, Pak. Saya akan berusaha
dapat diterima di SMK Kasih Bang-
sa.”
Bapak : “Baiklah kalau demikian. Sejak seka-
rang persiapkan dirimu untuk menem-
puh ujian akhir. Belajarlah lebih rajin
lagi.”
Ibu : “Jangan lupa pula, berdoa, makan,
dan olahraga yang teratur!”
Dona : “Baik, Bu. Saya akan memberikan
yang terbaik bagi keluarga kita.”
1. Apakah yang sedang dibicarakan oleh keluarga
Dona tersebut?
2. Apakah terdapat ungkapan yang berbeda pada
percakapan tersebut?
3. Apakah dalam percakapan tersebut terdapat
pendapat yang menyebabkan konflik?
4. Menurut Anda apakah percakapan tersebut ter-
masuk percakapan formal atau nonformal?
Bapak : “Bu, Dona telah kelas tiga SMP. Se-
1. tentang sekolah dona
2.tidak
3.ya
4. non formal
maaf kalau salah