Barang yg diperdagangkan oleh tiongkok dan india di indonesia menurut van leur
Gaharu
Gaharu sudah dikenal
sebagai komoditas penting, semenjak jaman Mesir Kuno. Mumi mesir, selain diberi
rempah-rempah (kayumanis, cengkeh), juga diberi cendana dan gaharu. Di pasar
internasional, gaharu diperdagangkan dalam bentuk kayu, serbuk, dan minyak.
Gaharu sudah dikenal sebagai komoditas termahal
dan konsumsi raja-raja semenjak kerajaan kuno Mesir, Babilonia, Mesopotamia,
Romawi, dan Yunani. Mumi-mumi di Mesir, selain diolesi kayu manis dan cengkeh,
juga diberi minyak mur, minyak cendana, dan minyak gaharu.
Sejarah telah membuktikan bahwa keharuman gaharu
telah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak zaman dahulu, gaharu menjadi
komoditas perdagangan dari kepulauan nusantara antara lain ke India, Persia,
Jazirah Arab, dan Afrika Timur.
Gaharu sejak zaman dahulu kala sudah digunakan,
baik oleh kalangan bangsawan (kerajaan) hingga masyarakat suku pedalaman di
pulau Sumatera dan pulau Kalimantan. Gaharu adalah bahan aromatik termahal di
dunia. Gaharu adalah bahan parfum, kosmetik dan obat-obatan (farmasi).
Indonesia merupakan negara produsen gaharu
terbesar di dunia dengan kualitas terbaik. Manfaat gaharu antara lain getahnya
untuk bahan pembuatan hio dan dupa serta industri kosmetik, sedangkan pohonnya
berguna untuk konservasi lingkungan karena secara baik mampu menyerap air.
Gaharu merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat di negara-negara Timur Tengah
yang digunakan sebagai dupa untuk ritual keagamaan. Masyarakat di Asia Timur
juga menggunakannya sebagai hio. Minyak gaharu merupakan bahan baku yang sangat
mahal dan terkenal untuk industri kosmetika seperti parfum, sabun, lotions,
pembersih muka serta obat-obatan seperti obat hepatitis, liver, antialergi,
obat batuk, penenang sakit perut, rhematik, malaria, asma, TBC, kanker,
tonikum, dan aroma terapi.
Kapur Barus
Sejak abad ke-4 sampai
abad ke-10 Masehi atau sesudahnya, kapur barus atau kamper merupakan barang
komoditas di sebagian besar dunia, dari Cina sampai kawasan Laut Tengah
(meliputi Indocina, Asia Tenggara, India, Persia, Timur Tengah, bahkan Afrika).
Sumber tertua yang menyebutkan kamper adalah catatan seorang pedagang Cina awal
abad ke-4 Masehi, yang menelusuri Jalur Sutra. Di Barat, catatan tertua tentang
kamper berasal dari tulisan seorang dokter Yunani yang tinggal di Mesopotamia,
bernama Actius (502-578). Sementara itu, kronik Dinasti Liang (502-557) di Cina
mengaitkan kamper dengan sebuah daerah yang nanti dikenal dengan Barus.
Mesir diketahui telah mengimpor sejumlah komoditi
dari selatan, di antaranya kapur Barus dari kota Barus di pesisir timur Sumatera.
Kapur Barus yang diolah dari kayu kamfer telah dibawa ke Mesir untuk
dipergunakan bagi pembalseman mayat pada zaman kekuasaan Firaun sejak Ramses II
atau sekitar 5. 000 tahun sebelum masehi.
Pada zaman dulu, Kapur Barus sudah menjadi barang
yang sangat penting sehingga Banyak orang Eropa dan Timur Tengah berdatangan ke
Barus. Menurut Marco Polo, harga kapur barus semahal emas dengan berat yang
sama.
Tapi sayang dewasa ini kapur barus diproduksi
tidak lagi memakai bahan baku kayu pohon kamfer, tetapi dibuat secara sintesis
dari minyak terpentin. Kapur atau kamfer dari Barus berbeda dengan kapur barus
yang digunakan masyarakat modern untuk membasmi serangga atau rayap.
Kamfer dari Barus penting untuk farmasi atau pengobatan kuno, pembalseman mummi
(mummy), obat dan wewangian.