BREBES – Angka Kematian Bayi (AKB) di Brebes menduduki rangking atas di Jateng. Pada 2018 lalu, Dinas Kesehatan (DinKes) Brebes mencatat angka kematian bayi mencapai 325 kasus. Kasi Promosi Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan DinKes Brebes, Muhtar mengatakan tingginya angka kematian bayi itu karena buruknya kualitas kesehatan masyarakat. “Angka kematian bayi dan ibu serta stunting di Brebes sangat tinggi. Kualitas kesehatan masyarakat di Brebes masih buruk, karena masih banyak warga belum memiliki jamban,” katanya, minggu (14/4). Muhtar menuturkan, data DinKes mencatat angka kematian ibu di Brebes mencapai 30 kasus. Jumlah itu menempati urutan ketiga tertinggi di Jateng, sedangkan jumlah penderita stuntingsebanyak 28,5 persen. Menurut dia, tidak adanya jamban sehat menimbulkan efek negatif bagi warga, di antaranya adalah munculnya penyakit diare yang potensial merusak pili pili usus sebagai penyaring makanan. “Bila pili pili usus rusak, usus tidak berfungsi maksimal. Makanan yang tidak berguna bias jadi malah terserap usus, demikian sebaliknya. Ini akan berpangaruh terhadap kondisi kesehatan tubuh,” paparnya. Terpisah, Kabid Kawasan Permukinan dan Pertahanan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemukiman (DPRKP) Brebes, Akhmad Sofia Nukman memaparkan, jumlah kepala keluarga (KK) yang belum memiliki jamban sebanyak 153 ribu KK dari total 474.006 KK di Brebes.
(minta tolong kak di analisis spok/subjek predikat objek keterangan. Dan bagaimana kalimat yang benar menurut spok dari berita diatas.)
Terimakasih
Angka Kematian Bayi di Brebes Tinggi
Jawaban:
Tingginya angka kematian bayi, ibu dan stunting di Brebes diduga karena buruknya kualitas kesehatan masyarakat terutama kepemilikan jamban dalam setiap rumah tangga.
Penjelasan: