3 contoh perlawanan di daerah dalam mempertahankan kemerdekaan
Surabaya
Tanggal 30 Oktober 1945 dilakukan persetujuan untuk menghentikan pertempuran antara tentara sekutu dan rakyat Surabaya sekitar pukul 17.00 terjadi kembali pertempuran di gedung Bank internatio dengan tewasnya pemimpin tentara sekutu brigadir jenderal a.w.s. Mallaby. hal tersebut membuat sekutu mengeluarkan ultimatum yang mengharuskan semua pemimpin dan pemuda di Surabaya menyerahkan senjatanya dan juga menyerahkan diri. Gubernur Jawa timur yaitu R.M Soeryo menolak ultimatum dan pasukan TKR yang dipimpin kolonel Sungkono bersama pelajar dan pemuda lainnya pun bersiap menghadapi musuh. Pada tanggal 10 November 1945 meletuslah pertempuran sengit antara tentara sekutu dan rakyat Surabaya. salah seorang pemimpin barisan benteng bung Tomo berpidato berapi-api untuk membakar semangat rakyat Surabaya
Ambarawa,Jawa tengah
Pertempuran Ambarawa terjadi pada tanggal 20 November 1945 Desember di Ambarawa Jawa tengah. pertempuran ini dilatarbelakangi oleh tentara sekutu yang melanggar perjanjian keamanan untuk melucuti senjata tentara Jepang yang sudah kalah di wilayah Jawa tengah. Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan pasukan TKR, letnal kolonel isdiman gugur. sejak saat itu pimpinan diambil alih oleh kolonel Soedirman seorang panglima divisi V Banyumas. berkat taktik jitu yang diterapkan oleh kolonel Sudirman pasukan TKR dapat memukul mundur pasukan sekutu pada tanggal 15 Desember 1945. oleh karena itu pada tanggal 15 Desember diperingati sebagai hari infanteri. Begitu juga di Ambarawa didirikan sebuah monumen yang diberi nama Palagan Ambarawa
Bandung
pada tanggal 21 November 1945 tentara sekutu mengeluarkan ultimatum pertama untuk mengosongkan Bandung bagian Utara. Peringatan ini tidak dihiraukan oleh para pejuang Indonesia. Sejak saat itu terjadi pertempuran di Bandung Utara yang menyebabkan kekalahan rakyat Indonesia. Bandung Utara pun jatuh ke tangan sekutu dan pasukan Indonesia beserta pemerintah mundur ke Bandung Selatan. pada tanggal 23 Maret 1946 tentara sekutu kembali mengeluarkan ultimatum kedua untuk mengosongkan Bandung Selatan. Demi keamanan dan keselamatan rakyat pemerintah Indonesia memerintahkan TRI(Tentara Republik indonesia) dan para pejuang untuk mengosongkan Bandung Selatan. Sebelum ditinggalkan,Bandung Selatan dibumihanguskan atau dibakar agar tidak dapat dipakai oleh musuh. Meskipun demikian, para pejuang tetap melawan sekutu dengan taktik gerilya. Peristiwa tersebut dikenal dengan nama Bandung Lautan Api