Apa konsep aliran filsafat rekinstruksialisme
Lahirnya aliran rekonstruksionisme ini berawal dari krisis kebudayaan modern, sama halnya dengan aliran perenialisme. Menurut Muhammad Noor Syam seperti yang dikutip Jalaluddin (2010:118-119), kedua aliran tersebut memandang bahwa keadaan sekarang merupakan zaman yang mempunyai kebudayaan yang terganggu oleh kehancuran, kebingungan, dan kesimpangsiuran. Meskipun demikian, prinsip yang dimiliki oleh aliran ini tidaklah sama dengan prinsip yang dipegang oleh aliran perenialisme. Keduanya mempunyai visi dan cara yang berbeda dalam pemecahan yang akan ditempuh untuk mengembalikan kebudayaan yang serasi dalam kehidupan. Aliran perenialisme memilih cara tersendiri, yakni dengan kembali ke alam kebudayaan lama (regressive road culture) yang mereka anggap paling ideal.
Suatu ketika pada tahun 1930, George Count dan Harold Rugg muncul gagasan yang bermaksud ingin membangun masyarakat baru, yang pantas dan adil. Dari sinilah awal kemunculan aliran ini. Ide gagasannya selanjutnya didukung oleh pemikiran progresif Dewey, dan menjelaskan bahwa aliran rekonstruksionisme berlandaskan filsafat pragmatisme (Teguh Wangsa, 2011:190). Berawal dari pemikiran Theodore Brameld, mereka terinspirasi melalui karya filsafat pendidikannya, mulai dari Pattern of Educational Philosophy (1950), Toward a reconstructed Philosophy of Education (1956), dan Education as Power (1965).