Dampak nyata makanan haram
Dampak nyata makanan haram dalam islam
1. Sikap Sombong.
Sikap sombong (takabur) adalah sebuah sikap merasa lebih tinggi dari pada orang lain, sikap ini ditunjukkan oleh Iblis ketika dia diperintah bersujud kepada Adam. (QS Al Baqoroh [2] : 34)
“Dan (ingatlah) ketika kami berfirman kepada malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan oarng-orang kafir”.
Sikap sombong adalah sifat yang sangat tercela karena merupakan perbuatan maksiat yang faktor pemicunya lebih didominasi oleh akal bukan nafsu, maka dari itu takabur itu dikatakan ciri dari kebodohan pemiliknya. Orang yang sombong merasa dirinya paling utama sehingga hatinya tertutup terhadap pendapat orang lain, sikap ini timbul biasanya karena kedudukan yang tinggi dan pengaruh yang besar, tetapi kurang bergaul dengan orang yang memiliki status sosial yang sama. (Mawardi). Puncak dari sikap sombong ini adalah pembangkangan terhadap perintah Allah.
2. Sikap Dengki
Pada hakekatnya dengki adalah kesedihan yang terlalu mendalam atas kebahagiaan (kebaikan) yang utama yang diperoleh orang lain, tanpa melalui proses persaingan yang sehat. Sikap iblis demikian ini telah digambarkan Allah dalam Al Qur’an, mengenai kisah nabi Adam karena hasutan iblis ia terjerumus ke dunia. Selain itu juga digambarkan tentang kisah Kabil dan Habil yang diakhiri pembunuhan Habil oleh sudaranya sendiri Kabil.
Kikir dan bakhil erat hubungannya dengan sifat dengki, karena pada diri orang yang bakhil terdapat sifat serakah, sedangkan serakah itu sebenarnya bila ditelusri bermuara pada sikap dengki. Orang yang serakah menjadi gambaran sebagai orang yang selalu kurang bersyukur.
3. Sikap Munafik (Mendua)
Sikap munafik digambarkan Allah dalam surat Al Hasyr [59] : 16;
”(Bujukan orang-orang munafik) itu seperti (bujukan) syetan ketika mereka berkata kepada manusia : ”Kafirlah kamu.” maka tatkala manusia itu telah kafir, ia berkata: ”Sesungguhnya aku berlepas diri darimu karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam.”
Dari ayat tersebut dapat kita perhatikan bahwa dusta merupakan sikap utama dari orang munafik. Turunan dari sikap ini adalah sikap riya’ (ingin dipuji); seperti termaktub dalam Surat An Nisa ayat 142, sbb;
”Sesunggunya orang-orang munafik itu akan menipu Allah dan Allah akan membalas tipuan mereeka. Dan apabila mereka berdiri untuk sholat mereka berdiri dengan malas, mereka (mengerjakan sholat itu) bermaksud riya’ di hadapan manusia dan tidaklah mengingat Allah kecuali sedikit.”
Selanjutnya orang munafik itu memiliki sikap ragu-ragu, sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an Surat An Nisa ayat 143; sbb;
Mereka dalam keadaan ragu-ragu antara yang demikian (iman atau kafir), tidak kepada ini (Menjadi orang mukmin) dan tidak (pula) kepada itu (mernjadi kafir).”
Dengan petunjuk ayat tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa secara psikologis individu yang memakan harta yang haram dipastikan akan memiliki minimal satu derivat (keturunan) dari sifat sombong, dengki dan munafik, yakni antara lain sikap tamak, riya’, iri, dengki, ujub, malas (kurang patuh), dusta dan berbagai macam sifat yang mengindikasi pada kerendahan martabat manusia.
Maraknya korupsi (kejahatan kerah putih) merupakan satu contoh derivasi sifat syetan, yang menjelma di masyarakat yang kemungkinan salah satu indikasinya adalah mereka telah banyak mengkonsumsi makanan haram baik karena bendanya maupun menurut cara perolehannya.