Karangan kejujuran 5 paragraf

Posted on

Karangan kejujuran 5 paragraf

Jawaban:

Hari Minggu yang lalu, aku dan Andi memanfaatkan waktu untuk bermain konsol X-box di salah satu tempat warnet, dekat perempatan jalan. Jarak tempat sewa tersebut sangatlah dekat dengan rumahku.

Setelah bermain 1 jam, aku dan Andi memutuskan untuk pulang, selain itu hari juga sudah menunjukkan pukul 14.00 dan perut kitapun mulai lapar. Di perjalanan, tiba-tiba saja Andi melihat sebuah dompet yang tercecer di tepi jalan.

“Eh Kin, ada dompet Kin, ini dompet siapa ya? Kita ambil aja ya? Lumayan isinya banyak..” Ucapnya.

“Eh jangan gitu dong Di, ini kan bukan milik kita. Kalau kita ambil dan belanjakan uangnya, sama artinya dengan mencuri Di..” Ucapku sembari melarang.

“Yaudah, sekarang kita ambil aja dulu, tapi bukan untuk dibelanjakan isinya jika ada, tapi untuk disimpan, siapa tahu nanti atau besok, pemiliknya nyari lagi ke daerah sini..” sambungku.

“Yaudah oke deh Kin, kita simpan aja dulu.. Wow, gila! Isinya banyak banget..” tutur Andi.

“Ya ampun, kalau dihitung bisa sampe sejuta..” ujarku.

Akhirnya dompet tersebut kami bawa pulang dan simpan baik-baik. Selain menunggu pemilik aslinya, tujuan kami mengambil dompet tersebut juga untuk menyelamatkannya dari orang yang berniat jahat atau ingin mencuri dan memanfaatkan uang didalamnya.

Keesokan harinya, aku dan Andi kembali mengunjungi tempat tersebut sembari menunggu orang yang bertanya. Namun setelah menunggu beberapa jam, tidak ada satupun orang yang terlihat kehilangan dompet.

Tidak lama kemudian, tiba-tiba ada mobil pribadi berhenti di dekat kami. Setelah turun dari mobil, tanpa basa-basi dia langsung bertanya ke kami..

“Dek, apakah kalian menemukan dompet di sekitar sini nggak..?” Ucapnya.

Kami hanya terdiam, karena takut bukan bapak ini pemilik aslinya.

“Dompet tersebut berisi uang 1 juta rupiah. Dan yang lebih penting lagi, KTP, SIM, Kartu BPJS dan ATM bapak ada disitu..” Sambungnya.

Aku semakin yakin bahwa bapak inilah pemiliknya, karena apa yang dia ucapkan sangat sesuai dengan kriteria dari isi dompet yang kami temukan. Akupun memberanikan diri untuk bermain bertanya..

“Memangnya warna luar dompet tersebut apa pak? Biar kami bantu carikan..” tawarku.

“Warnanya Abu-abu dek, bahannya dari kulit..” jawabnya.

Karena semakin yakin, akupun berbisik ke Andi dan kami memutuskan untuk memberikan dompet tersebut.

“Apakah ini dompet bapak..?” Tanyaku. Dia pun meminta izin untuk mengeceknya.

“Alhamdulillah, benar sekali nak, ini dompet bapak. Kalo kalian berdua belum yakin, ini ada bukti nama di Surat Nikah bapak sama persis dengan nama di KTP dalam dompet ini, begitu pula dengan fotonya..” ucapnya.

“Ya sudah, sebagai tanda terima kasih bapak, ini ada sedikit rezeki untuk kalian berdua, berkat kejujuran dan kebaikan hati kalian..” ucap sang bapak sambil tersenyum. Aku melihat dia menyodorkan uang tukaran 100 ribu sebanyak 2 lembar. Aku dan Andi awalnya menolak.

“Tidak apa-apa nak, ambil saja. Anggap ini adalah hadiah dari bapak, sebagai tanda terima kasih..” tuntasnya.

Akhirnya aku dan Andi menerima uang tersebut, dan si bapak pun pergi.

Kalau benar, jadikan jawaban terbaik ya 😀

Semoga Membantu

Jawaban:

Boni dan Santi adalah pelajar SD Sukaniaga. Ketika ia pergi ke kantin, ia melihat seorang siswa sedang ingin membeli satu botol minuman, harganya lima ribu rupiah. Ketika Boni melihat siswa itu hanya membayar tiga ribu rupiah, Boni pun langsung menegur siswa itu, dan mengatakan "lain kali kamu harus jujur ya"