Menurut pendapatmu,apa beda cara masuknya islam ke indonesia dengan cara masuknya kristen ke indonesia?

Posted on

ka tolong jawab,,pliss,, ​

Menurut pendapatmu,apa beda cara masuknya islam ke indonesia dengan cara masuknya kristen ke indonesia?

Jawaban:

APRIL 1511. Setelah membaca surat dari Rui de Araujo, satu dari 19 orang Portugis yang ditahan di Malaka, Alfonso de Albuquerque, gubernur Portugis kedua di India, mengumpulkan pasukan dalam jumlah besar dan berlayar dengan belasan kapal menuju Malaka. Dalam waktu singkat, dia berhasil menaklukkan Malaka, pelabuhan perdagangan penting kala itu.

Dari Malaka, Albuquerque mengirim ekspedisi ke kepulauan rempah-rempah. Mereka tiba di Banda, menuju Maluku, dan akhirnya Ternate. Di Ternate, Portugis mendapat izin membangun benteng. Di Maluku, Portugis memantapkan kedudukan sekaligus menyebarkan agama Katolik. Sekelompok pendeta Katolik yang datang bersama Antonio Galvao, kemudian jadi pemimpin Portugis di Maluku, memulai kerja misionaris mereka.

Setelah menguasai Malaka, Portugis bisa memonopoli perdagangan dan menyebarkan agama Katolik secara lebih teratur di wilayah timur: Ambon dan Halmahera, Ternate dan Tidore. Salah satu zandeling Katolik di kawasan itu adalah Franciscus Xaverius dari Ordo Yesuit, pastor dari Spanyol yang datang dengan kapal dagang Portugis –kelak dianggap sebagai pelopor penyebaran Katolik di Indonesia.

Monopoli menimbulkan perlawanan dari kerajaan-kerajaan lokal, terutama Aceh, yang membuat misi tak bisa menyebar ke wilayah barat. “Misi itu menciptakan rintangan bagi dirinya sendiri. Ketika hegemoni Portugis dan Spanyol di kawasan itu berakhir, awal abad ke-17, gereja Katolik pun kehilangan pelindung dan wilayah,” tulis Jan Bank dalam Katolik di Masa Revolusi Indonesia.

Kedatangan Portugis ke wilayah Timur tak lepas dari mandat Paus Alexander VI yang melalui Perjanjian Tordesillas membagi belahan dunia di luar daratan Eropa. Sisi lainnya, Barat, diserahkan kepada Spanyol. Kedua negara ini bertemu di Maluku dan menyelesaikan persoalan lewat Perjanjian Saragossa sehingga masing-masing bisa tetap meraup rempah-rempah.

Meski Portugis semula merahasiakannya, jalan menuju kepulauan rempah-rempah akhirnya tersingkap berkat buku Itinerario karya Jan Huygen van Linshoten, seorang pengelana dan pedagang Belanda, pada 1595. Sebuah perusahaan Belanda, Compagnie van Verre, membiayai ekspedisi ke Nusantara yang dipimpin Cornelis de Houtman. Pada 1596, mereka mendarat di Pelabuhan Banten. Kunjungan pertama tak berhasil. Dikirimlah lagi ekspedisi dagang yang dipimpin Jacob van Neck, van Heemskerck, dan van Waerwijck. Kali ini mereka mendapat simpati penguasa Banten dan kembali ke negerinya dengan muatan penuh, sementara kapal lainnya meneruskan perjalanannya ke Maluku. Setelah terbentuk Kongsi Dagang Belanda (VOC), mereka menancapkan monopoli dagang, bahkan kekuasaan, di Nusantara.