Buatlah Daftar sikap yang harus dihindari dalam meraih keseimbangan dunia dan akhirat dan berikan penjelasan! salam Uzumaki Naruto..
Jawaban:
Dari Anas ra, bahwasannya Rasulullah Saw. telah bersabda, "Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunia karena mengejar urusan akhirat, dan bukan pula orang yang terbaik orang yang menhinggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah perantara yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain."
Hadist di atas menjelaskan tentang kehidupan manusia yang seharusnya, yaitu kehidupan yang berimbang, kehidupan dunia harus diperhatikan disamping kehidupan di akhirat. Islam tidak memandang baik terhadap orang yang hanya mengutamakan urusan dunia saja, tapi urusan akhirat dilupakan. Sebaliknya Islam juga tidak mengajarkan umat manusia untuk konsentrasi hanya pada urusan akhirat saja sehingga melupakan kehidupan dunia.
Dunia adalah sarana yang akan mengantarkan ke akhirat. Kita hidup didunia memerlukan harta benda untuk memenuhi hajatnya, manusia perlu makan, munum, pakaian, tempat tinggal, berkeluarga dan sebagainya, semua ini harus kita cari dan kita usahakan. Kehadiran kita di dunia ini jangan sampai menjadi beban orang lain. Maksudnya janganlah memberatkan dan menyulitkan orang lain. Dalam hubungan ini, umat Islam tidak boleh bermalas-malasan, apalagi malas bekerja untuk mencari nafkah, sehingga mengharapkan belas kasihan orang lain untuk menutupi keperluan hidup sehari-hari.
Dalam Al-Quran Surah Al-Qashash ayat 77 yang artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu yaitu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi, dan berbuat baiklah kepada orang lain, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.
Ada tiga kategori atau tiga bagian manusia di dunia ini jika dilihat dari sikap dan pandangan hidup serta perilakunya terhadap kehidupan dunia ini.
1. Kategori pertama adalah golongan manusia yang menganggap bahwa dunia ini adalah syurga, dan merupakan tujuan hidup mereka.
Adapun ciri-ciri dari kategori ini dapat dilihat bahwa, gaya hidup mereka suka berfoya-foya, mencari harta sebanyak-banyaknya. Mereka beranggapan dunia merupakan tujuan hidup, sehingga mereka hanya mencari kenikmatan dunia semata. Mereka tidak sadar bahwa harta dan kekayaan yang menjadi kesenangan mereka di dunia ini tidak akan dibawa ke alam kubur, atau ke akhirat nanti.
Rasulullah pernah menyatakan bahwa seandainya ada seseorang yang memiliki harta satu lembah, maka dia akan berusaha memiliki dua lembah, dan pasti ingin memiliki tiga lembah. Tipe orang semacam ini, mereka lupa terhadap Al-Khaliq (Allah) Pencipta mereka, bahkan sudah menyembah kepada materi.
Rasulullah pernah bersabda “Ada tiga hal yang menyertai seseorang ketika dia meninggal dunia, pertama adalah ahlinya (famili, kerabat dan teman-temannya), kedua adalah harta bendanya, dan ketiga adalah amal perbuatannya. Kemudian ada dua hal yang meninggalkan dia di dalam kubur; yakni ahli dan hartanya. dan yang satu, yakni amal perbuatannya yang meyertai dia di dalam kubur”. (Hadis Riwayat Bukhari).
Oleh sebab itu Amal perbuatan yang baik akan menyertainya berupa kenikmatan, dan amal perbuatan yang buruk serta melanggar norma-norma Allah akan menyertainya berupa siksaan di dalam kubur. Golongan yang Iebih mengutamakan urusan duniawi dari pada urusan ukhrawi ini termasuk musyrikin, karena mereka lebih mengutamakan materi dan menafikan Allah SWT, seperti Fir’aun dan Qarun, mudah2an kita semua tidak termasuk golongan ini.
2. Kategori kedua adalah golongan manusia yang beranggapan bahwa dunia bagaikan neraka, mereka beranggapan dunia adalah syurganya orang-orang kafir.
Corak kehidupan manusia seperti ini hanya mementingkan ibadah saja, sujud kepada Allah. Ia tidak peduli dengan anak dan isterinya, lingkungan dan masyarakatnya, bagi mereka yang penting adalah masuk syurga, bahkan diri dan kebutuhan hidup mereka tergantung kepada orang lain. Menyikapi hal ini, Rasulullah bersabda “Demi sekiranya salah seorang di antara kamu mencari kayu, lalu dipikul dipundaknya sendiri, itu lebih baik dari pada meminta-minta kepada tetangga. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”. (Hadis Riwayat Bukhari).
Suatu ketika Rasulullah SAW didatangi dua orang yang melaporkan perihal perkaranya, “Ya Rasulallah, guru kami siang dan malam hanya beribadah kepada Allah. Lalu Rasulullah bertanya, “Siapa yang memberi makan guru kalian?”. Mereka menjawab, “Yang memberikan makan adalah kami berdua ya Rasulallah”. Jawab Rasulullah “Sesungguhnya guru kalian tidak mendapatkan pahala apa-apa, justru kalian berdualah yang mendapatkan pahalanya”.
Penjelasan: