Mengapa indonesia menyatakan keluar sebagai anggota PBB pada tahun 1965?

Posted on

Mengapa indonesia menyatakan keluar sebagai anggota PBB pada tahun 1965?

Jawaban Terkonfirmasi

Sebenarnya alasan Indonesia keluar dari PBB pada 1965 bukan hanya karena Indonesia memusuhi Malaysia yang dianggap sebagai negara boneka bentukan Inggris. Tetapi alasan lain mengapa Indonesia keluar dari PBB:

1. Kedudukan PBB di Amerika Serikat. Bung Karno mengkritik, dalam suasana
perang dingin Amerika Serikat  dan Uni Sovyet lengkap dengan perang urat syaraf yang terjadi,maka tidak sepatutnya markas PBB justru berada di salah satu
negara pelaku perang dingin tersebut.

2. PBB yang lahir pasca perang dunia kedua, dimaksudkan untuk bisa menyelesaikan pertikaian  antarnegara secara cepat dan menentukan. Akan tetapi yang terjadi justru PBB selalu tegang dan lamban dalam menyikapi konflik antar negara. Indonesia
mengalami dua kali, yakni saat  pembebasan Irian Barat, dan Malaysia. Dalam kedua perkaraitu, PBB tidak membawa penyelesaian, kecuali hanya  menjadi medan perdebatan.

3. Pasca perang dunia II, banyak negara yang baru saja terbebas dari penderitaan penjajahan, tetapi faktanya dalam piagam-piagam yang dilahirkan maupun dalam
preambule-nya, tidak pernah menyebut perkataan kolonialisme. Singkatnya, PBB
tidak menempatkan negara-negara yang baru merdeka secara proporsional.

4. Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan mencerminkan peta ekonomi, militer dan kekuatan tahun1945, tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara
sosialis serta munculnya perkembangan cepat kemerdekaan negara-negara di
Asia dan Afrika. Mereka tidak diakomodir karena hak veto hanya milik Amerika, Inggris, Rusia, Perancis, dan Taiwan. Kondisi yang tidak aktual lagi, tetapi tidak ada satu orang pun yang berusaha bergerak mengubahnya.

5. Sekretariat yang selalu dipegang kepala staf berkebangsaan Amerika. Tidak heran jika hasil kebijakannyabanyak mengakomodasi kepentingan Barat, setidaknya  menggunakan sistem Barat.

6. Bung Karno menganggap PBB keblinger dengan menolak perwakilan Cina, sementara di Dewan Keamanan duduk Taiwan yang tidak diakui oleh Indonesia. Di mata Bung Karno, “Dengan mengesampingkan bangsa yang besar, bangsa yang agung dan kuat dalam arti jumlah penduduk, kebudayaan, kemampuan, peninggalan
kebudayaan kuno, suatu bangsa yang penuh kekuatan dan daya-ekonomi, dengan
mengesampingkan bangsa itu, maka PBB sangat melemahkan kekuatan dan  kemampuannya untuk berunding justru karena ia menolak keanggotaan bangsa
yang terbesar di dunia.”

7. Tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam lembaga-lembaganya. Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua Dana Khusus adalah Amerika. Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris. Bahkan dalam persengketaan Asia seperti halnya pembentukan Malaysia, maka plebisit yang gagal yang diselenggarakan PBB.

Karena PBB menerima Malaysia menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan.