Menjelaskan model lembaga pendidikan/pesantren yang di bangun syeikh muhammad arsyad al banjari

Posted on

Menjelaskan model lembaga pendidikan/pesantren yang di bangun syeikh muhammad arsyad al banjari

Jawaban Terkonfirmasi

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari merupakan salah satu ulama yang mempelajari ilmu fiqih dengan mazhab Imam Syafi'i. Beliau lahir di Lok Gabang pada tanggal 17 Maret 1710 dan meninggal di Dalam Pagar pada tanggal 3 Oktober 1812 pada umur 102 tahun. Beliau merupakan salah satu ulama berasal dari kota Martapura di Tanah Banjar (Kesultanan Banjar), Kalimantan Selatan yang memiliki sebutan Haji Besar dan mendapat julukan anumerta Datu Kalampaian.

Pembahasan

Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari merupakan salah satu tokoh yang memelopori pengajaran Hukum Islam di Kalimantan Selatan. Beliau pernah  menuntut ilmu agama Islam di Mekkah yang sekembalinya dari Mekkah beliau membuka tempat pengajian atau semacam pesantren yang bernama Dalam Pagar. Lokasi pesantren tersebut pada awalnya berupa sebidang tanah kosong dan masih berupa hutan belukar yang merupakan pemberian  salah seorang penguasa Kesultanan Banjar pada saat itu, yaitu Sultan Tahmidullah. Syekh Arsyad al-Banjari kemudian mengubah tanah tersebut menjadi sebuah perkampungan yang terdapat rumah, tempat pengajian, perpustakaan dan asrama para santri di dalamnya.

Sejak dibukanya pesantren tersebut, kampung  yang kemudian dikenal dengan nama Kampung Dalam Pagar tersebut didatangi oleh para santri dari berbagai daerah. Di kampung inilah kemudian diselenggarakan sebuah model pendidikan di mana sarana dan prasarana belajar terintegrasi dalam satu tempat yang mirip dengan model pesantren. Gagasan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari ini merupakan model baru dari pendidikan pesantren yang belum ada sebelumnya dalam sejarah Islam di Kalimatan pada masa itu.

Pesantren tersebut berfungsi sebagai pusat keagamaan dan pusat pertanian di mana Syekh Muhammad Arsyad bersama beberapa guru dan santri-santrinya mengolah tanah di lingkungan pesantren menjadi sawah yang produktif dan juga mengubahnya menjadi kebun sayur, serta membangun sistem irigasi yang baik untuk mengairi lahan pertanian tersebut.

Syekh Muhammad Arsyad menerapkan setidaknya tiga metode dalam menyampaikan ilmunya dan ketiga metode tersebut saling menunjang satu dengan lainnya. Ketiga metode tersebut adalah:

  1. Metode bil hal, yaitu metode keteladanan yang diterapkan dalam tingkah laku,
  2. Metode bil lisan, yaitu dengan mengadakan pengajaran dan pengajian yang terbuka untuk umum sehingga dapat disaksikan dan diikuti oleh siapa saja,
  3. Metode bil kitabah, yaitu metode menggunakan bakat beliau di bidang tulis menulis.

Pelajari lebih lanjut  

1. Materi tentang Biografi Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari brainly.co.id/tugas/7920639

2. Materi tentang Gelar Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari brainly.co.id/tugas/13656209

—————————–

Detil Jawaban

Kelas :  IX SMP

Mapel :  Agama

Bab :  Sejarah Perkembangan Islam di Nusantara

Kode :  9.14.7

Kata Kunci : Perkembangan Islam di Kalimantan, pesantren, Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari