Apa keunikan dari masjid agung samara?

Posted on

Apa keunikan dari masjid agung samara?

Ini Keunikan Masjid Agung Samarra

Kingatan ada tanda yang bisa disebut dengan masjid, mungkin saja menaranya. Anehnya, bukan menara yang tampak umum dalam sebuah bangunan masjid yang bentuknya meruncing. MATA, bentuk menara Masjid Agung Samarra ini membentuk spiral, kendati semakin ke atas juga tampak meruncing.

Seperti umumnya menara, ada cara untuk naik ke puncaknya, tangga dibangun di bagian dalam menara. Sedangkan Masjid Agung Samarra ini, tangga melingkar terbangun dengan bangunan menara yang berbentuk spiral. Dikisahkan, Khalifah Al-Mutawakkil pernah menjadi bagian dari kerajaan dengan menunggang keledai putih miliknya.

Inilah keunikan dari Masjid Agung Samarra. Bentuk menara spiral ini mengarahkan kita pada menara Babel (Menara Babel) yang dibangun pada masa Kerajaan Babilonia yang memerintah di daerah Mesopotamia oleh Nebuchadnezzar.

Menara berbentuk spiral ini disebut juga dengan Malwiyya. Tingginya mencapai 52 meter. Bagian dasar menara Berbentuk empat persegi. Adapun pada bagian atas menara terdapat sebuah paviliun yang difungsikan sebagai tempat muazin mengumandangkan suara azan. Selengkapnya dinding pada ruang tempat muazin ini terbuat dari bahan kayu. 

Bangunan Masjid Agung Samarra berada di dalam lahan yang berpagar yang berukuran 374 meter kali 443 meter. Dengan luas 239 meter kali 156 meter, bangunan ini disebut sebagai yang pernah ada dalam sejarah masjid di dunia Islam. Untuk memudahkan akses ke lokasi masjid, Pemerintah Irak membuat tiga jalan masuk seluas 52 meter.

Masjid ini memiliki 16 pintu masuk, dengan 17 lorong yang terhubung dengan ruang shalat dan serambi masjid. Serambi masjid ini berhiaskan tiang-tiang pilar rangkap tiga. Pada saat shalat Jumat, bagian serambi masjid biasanya juga dipergunakan untuk menampung para jamaah shalat yang tidak tertampung di dalam masjid.

Desain ruang shalat Masjid Agung Samarra berhiaskan marmer yang membentuk pola segi delapan pada bagian sudut-sudut ruangan. Sementara bagian mihrab, terlepas dengan kaca. Kini hanya sebagian kecil dari potongan-potongan yang masih tersisa.

Penggalian yang dilakukan oleh Direktorat Pemeliharaan Obat Pemerintah Irak pada1960 Anda dapat menemukan panel berupa potongan-potongan kaca berwarna biru tua yang berderet di dinding masjid.

Di bagian belakang mihrab, terdapat sebuah Bangunan kecil. Pada masa pemerintahan Dinasti Abbasiyah, bangunan yang digunakan sebagai tempat untuk menerima kunjungan khalifah, sebagai tempat istirahat untuk para imam masjid.