4. Jelaskan bahwaperilaku dan strukturyang khas dari suatukelompok akan tetapada !​

Posted on

4. Jelaskan bahwaperilaku dan strukturyang khas dari suatukelompok akan tetapada !​

Jawaban:

Menurut Allport, kelompok adalah sesuatu yang tidak nyata, kelompok hanya ada dalam pikiran individu, kelompok merupakan sekumpulan individu yang memiliki nilai, ide, pikiran atau kebiasaan yang sama. Namun Durkheim menyatakan sebaliknya kelompok adalah hal yang nyata, kelompok bukan hanya sekedar sekumpulan orang-orang yang memiliki ide-ide yang sama, melainkan ia memiliki keunikan sendiri yang berbeda dengan individu-individu yang membentuknya.

Teori Perkembangan Kelompok

Teori ini dikemukan oleh Bennis & Sheppard (dalam Sarwono) dan dipengaruhi oleh psikoanalisis. Intinya adalah pencarian otoritas (dalam psikoanalisis : tokoh ayah).

Tahap -Tahap Perkembangan Kelompok

Tahap Otoritas

a. Ketergantungan pada otoritas

Anggota mengharapkan arahan dari orang tertentu yang dianggap sebagai otoritas

b. Pemberontakan

Jika orang yang dianggap sebagai otoritas dipandang tidak mampu atau tidak sesuai dengan harapan anggota, orang tersebut diabaikan atau disingkirkan.

c. Pencairan

Ada dua kemungkinan, pertama diterimanya tokok otoritas yang ada karena mampu atau terpilih tokoh otoritas baru. Dari kemungkinan yang pertama kelompok akan berlanjut. Kemungkinan kedua adalah tidak terpilih otoritas baru, kelompok akan bubar, tidak berlanjut atau terpecah.

Tahap Pribadi

Tahap ini merupakan tahap pemantapan saling ketergantungan antaranggota kelompok

a. Tahap harmoni

Semua pas, semua bahagia karena saling percaya, saling memenuhi harapan. Produktivitas kelompok pada tahap ini cukup tinggi

b. Tahap identitas pribadi

Pribadi-pribadi mulai merasa tertekan oleh kelompok. Masing-masing pribadi menginginkan identitas pribadinya. Kelompok terbagi dua antara yang mau mempertahankan situasi seperti apa adanya (status quo) dan yang mau mencari aktivitas individual walaupun tetap dalam kelompok.

c. Tahap pencairan masalah pribadi

Setiap anggota kelompok sudah mengetahui persis posisi masing-masing, sudah dapat saling menerima, dapat saling berkomunikasi dengan baik.

Teori Hubungan Pribadi

Teori ini juga dipengaruhi oleh psikoanalisis dan intinya adalah kebutuhan dasar dalam hubungan antara individu dan individu lainnya. Menurut Schutz ada tiga macam kebutuhan dasar pada manusia sehubungan dengan hubungan antarpribadi tersebut, yaitu

Inklusi : kebutuhan untuk terlibat dan termasuk dalam kelompok

Kontrol : kebutuhan akan arahan

Afeksi : kebutuhan akan kasih saying dan perhatian dalam kelompok.

Sejalan dengan pengaruh pengalaman dan pendidikan yang diperoleh pada masa kanak-kanak orang yang tidak cukup mendapat pemenuhan kebutuhan inklusi akan menjadi orang yang merasa tidak bermakna (insignificant), orang yang tida cukup mendapat pemenuhan kebutuhan kontrol akan merasa dirinya tidak mampu (inkompeten) dan orang yang tidak cukup mendapat pemenuhan kebutuhan afeksi akan merasa dirinya tidak dicintai (unlovable).

Dalam hubungan keserasian atau kompatibilitas inilah ada dua tipe dari masing-masing jenis kebutuhan tersebut, yaitu (1) tipe yang membutuhkan (wanted), yaitu membutuhkan inklusi (ingin diajak, ingin dilibatkan), membutuhkan kontrol (ingin mendapat pengarahan, petunjuk) dan membutuhkan afeksi (ingin disayang, dicintai), (2) tipe yang memberi (expressed), yaitu memberi inklusi (mengajak, melibatkan orang lain), memberi kontrol (mengarahkan, memimpin) dan memberi afeksi (memberi perhatian, kasih sayang).

Berbagai bentuk perilaku hubungan antarpribadi sehubungan dengan terpenuhi atau tidaknya ketiga kebutuhan dasar di atas adalah sebagai berikut:

Perilaku Inklusi

a. Perilaku kurang sosial (undersocial behavior)

Malu, menarik diri, sulit menyesuaikan diri, terjadi pada individu yang kurang terpenuhi kebutuhan inklusinya semasa anak-anak sehingga merasa insignifikan.

b. Perilaku terlalu sosial (oversocial behavior)

Terlalu mementingkan teman, mau berkorban demi teman sekalipun merugikan diri sendiri.

c. Perilaku sosial (social behavior)

Cukup percaya diri, mampu menyesuaikan diri dengan tepat sesuai dengan situasi dan kondisi karena masa anak-anaknya cukup terpenuhi kebutuhannya akan inklusi

Perilaku kontrol

a. Perilaku menurut atau abdikrat (abdicratic behavior)

Selalu ikut saja kata-kata atau kehendak orang lain, merasa dirinya tidak mampu berbuat kalau tidak diberi petunjuk.

b. Perilaku otokrat (autocratic behavior)

Sebagai kompensasi perasaan inkompeten karena kurang terpenuhinya kebutuhan akan kontrol semasa kanak-kanak muncul perilaku yang mau selalu mengatur, cenderung memerintah dan mau benar sendiri

c. Perilaku democrat (democratic behavior)

Orang yang mendapatkan cukup kesempatan untuk memenuhi kebutuhannya akan kontrol semasa kanak-kanak akan berperilaku demokratis, mendengarkan pendapat orang lain dan mempertimbangkan pendapat orang lain sebelum mengambil suatu keputusan.

d. Perilaku patologik (pathological behavior)

Kurang terpenuhinya kebutuhan akan kontrol dimasa kanak-kanak dapat berkembang menjadi psikopat atau obsesif kompulsif