Cara menghitung harga pokok persediaan
Dalam penentuan harga pokok persediaan terdapat tiga metode, yaitu :
1. FIFO (First In First Out), barang yang masuk pertama akan keluar pertama kali.
2. LIFO (Last In First Out), barang yang masuk terakhir akan kelar pertama kali.
3. Average, rata-rata
Contoh : (dalam ribuan rupiah)
Tanggal Keterangan Unit Harga Beli Harga Jual
1 Januari 2011 Persediaan Awal 10 20.000 –
14 Januari 2011 Penjualan 7 – 27.000
12 Maret 2011 Pembelian 8 21.000 –
28 September 2011 Penjualan 4 – 28.000
12 Oktober 2011 Penjualan 2 – 29.000
18 Oktober 2011 Pembelian 10 22.000 –
PENENTUAN HARGA POKOK PERSEDIAAN
1. a. Periodik – FIFO
Jumlah unit persediaan akhir= total unit persediaan barang – total unit barang terjual
contoh : 28 unit – 13 unit = 15 unit
Nilai persediaan akhir = total nilai persediaan barang – total nilai barang terjual
contoh : (10 x Rp. 22.000) + (5 x Rp. 21.000) = Rp. 325.000
Harga Pokok Penjualan = total nilai persediaan barang – total nilai persediaan akhir
contoh : (10 x Rp. 20.000) + (8 x Rp. 21.000) + (10 x Rp. 22.000) – Rp. 325.000 = Rp. 263.000
Perhitungan laba rugi :
Penjualan (7 x Rp. 27.000) + (4 x Rp. 28.000) + (2 x Rp. 29.000) = Rp. 359.000
Harga Pokok Penjualan = Rp. 263.000
Laba = Rp. 96.000
1. b. Periodik – LIFO
Jumlah unit persediaan akhir 28 unit – 13 unit = 15 unit
Nilai persediaan akhir = (10 x Rp. 22.000) + (5 x Rp. 21.000) = Rp. 305.000
Harga Pokok Penjualan
(10 x Rp. 20.000) + (8 x Rp. 21.000) + (10 x Rp. 22.000) – Rp. 325.000 = Rp. 283.000
Perhitungan laba rugi :
Penjualan (7 x Rp. 27.000) + (4 x Rp. 28.000) + (2 x Rp. 9000) = Rp. 359.000
Harga Pokok Penjualan = Rp. 283.000
Laba = Rp. 76.000
1. c. Periodik RATA-RATA
Harga rata-rata/unit = total nilai persediaan + jumlah total unit persediaan
contoh : (10 x Rp. 20.000) + (8 x Rp. 21.000) + (10 x Rp. 22.000) / 28 = Rp. 21.000
Nilai persediaan akhir = 15 x Rp. 21.000
= Rp. 315.000
Harga Pokok Penjualan = total nilai persediaan barang – total nilai persediaan akhir
contoh : (10 x Rp. 20.000) +(8 x Rp. 21.000) + (10 x Rp. 22.000) – Rp. 315.000 = Rp. 273.000
Perhitungan laba rugi :
Penjualan (7 x Rp. 27.000) + (4 x Rp. 28.000) + (2 x Rp. 29.000) = Rp. 359.000
Harga Pokok Penjualan = Rp. 273.000
Laba = Rp. 86.000
2. a. Perpetual – FIFO
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Unit Harga Pokok/Unit Total Harga Pokok Unit Harga Pokok/Unit Total Harga Pokok Unit Harga Pokok/Unit Total Harga Pokok
1/1 10 20.000 200.000
5/5 7 20.000 140.000 3 20.000 60.000
15/8 8 21.000 168.000 3 20.000 60.000
8 21.000 168.000
21/9 3 20.000 60.000
1 21.000 21.000 7 21.000 168.000
22/10 2 21.000 42.000 5 21.000 105.000
30/11 10 22.000 220.000 5 21.000 105.000
10 22.000 220.000
18 388.000 13 263.000 15 325.000
2. a. Perpetual – LIFO
Tanggal Pembelian Harga Pokok Penjualan Persediaan
Unit Harga Pokok/Unit Total Harga Pokok Unit Harga Pokok/Unit Total Harga Pokok Unit Harga Pokok/Unit Total Harga Pokok
1/1 10 20.000 200.000
5/5 7 20.000 140.000 3 20.000 60.000
15/8 8 21.000 168.000 3 20.000 60.000
8 21.000 168.000
21/9 4 21.000 84.000 3 20.000 60.000
2 21.000 84.000
22/10 2 21.000 42.000 3 20.000 60.000
2 21.000 42.000
30/11 10 22.000 220.000 3 20.000 60.000
2 21.000 42.000
10 22.000 220.000
18 388.000 13 266.000 15 322.000
Bentuk Perhitungan Harga Pokok Penjualan, sebagai berikut :
Persediaan barang 1/1/2000 (awal)
Rp. 59.700.000
Pembelian
Rp. 521.980.000
Dikurangi :
Retur Pembelian
(Rp. 9.100.000)
Potongan Pembelian
(Rp. 2.525.000)
Pembelian Bersih
Rp. 510.355.000
Ditambah :
Beban transport masuk
Rp. 17.400.000
Harga pokok pembelian
Rp. 527.755.000
Barang tersedia untuk dijual
Rp. 587.455.000
Dikurangi :
Persediaan barang 31/12/2000 (akhir)
(Rp. 62.150.000)
Harga Pokok Penjualan
Rp. 525.305.000