Tunjukkan bahwa pelaksanaan politik etis dalam bidang edukasi telah memberi pengaruh positif bagi bangsa indonesia!

Posted on

Tunjukkan bahwa pelaksanaan politik etis dalam bidang edukasi telah memberi pengaruh positif bagi bangsa indonesia!

Jawaban Terkonfirmasi

Kelas: XII

Mata Pelajaran: Sejarah

Materi: Perjeuangan Pergerakan Kemerdekaan

Kata Kunci: Politik Etis

 

Jawaban pendek:

 

Pelaksanaan Politik Etis dalam bidang edukasi (pendidikan) telah
memberi pengaruh positif bagi bangsa indonesia, karena Politik Etis mendorong munculnya
kalangan terdidik hasil pendidikan modern, yang kemudian memimpin pergerakan
kemerdekaan Indonesia.

 

Para tokoh seperti Cipto Mangunkusumo, dan Ir Sukarno ini
mendapatkan pendidikan modern hasil Politik Etis dan menggunakannya untuk
memimpin perjuangan yang berupaya memerdekakan Indonesia.

 

Jawaban panjang:

 

Politik Etis atau Politik Balas Budi adalah kebijakan
pemerintah kolonial Hindia Belanda yang berpendapat bahwa Belanda harus
bertanggung jawab bagi kesejahteraan pribumi. Pemikiran ini merupakan kritik
dan reaksi terhadap politik tanam paksa.

 

Dalam Politik Etis ini Belanda memperkenalkan pendidikan
modern untuk orang Indonesia sebagai kompensasi atas keuntungan yang didapat
Belanda selama Tanam Paksa.

 

Politik Etis tak lain adalah dampak dari Politik Tanam Paksa
dan Politik Liberal di Hindia Belanda pada abad ke 19. Dalam masa ini penjajah
Belanda membangun perkebunan-perkebunan untuk menghasilkan tanaman ekspor dan
memaksa penduduk Indonesia sebagai pekerja.

 

Meski keuntungan yang didapat pengusaha Belanda besar,
penduduk adli Indonesia harus menderita karena harus bekerja dengan gaji kecil
dan kondisi berat. Kondisi memprihatinkan ini akhirnya mencuat setelah ditulis
oleh penulis Multatuli (nama asli Eduard Douwes Dekker) dalam novelnya “Max
Havelaar”, yang bercerita tentang penderitaan pekerja pribumi di perkebunan
kopi milik pengusaha Belanda.

 

Akibat tulisan ini, disertai dengan aktivisme di Belanda
dari Pieter Brooshooft (wartawan Koran De Locomotief) dan C.Th. van Deventer
(politikus), maka pemerintah Belanda menjalankan politik Etis atau Politik
Balas Budi yang berusaha meningkatkan pendidikan dan kondisi kehidupan penduduk
asli Hindia Belanda.

 

Politik Etis ini melahirkan kalangan berpendidikan yang
kemudian menjadi pendorong Kebangkitan Nasional Indonesia. Mereka inilah yang
kemudian menjadi penggerak kebangkitan nasional yang kemudian menghasilkan
kemerdekaan Indonesia.

 

Para tokoh ini misalnya adalah Dr Soetomo, Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Dr Cipto Mangunkusumo yang merupakan
lulusan STOVIA (Sekolah Kedokteran di Batavia) dan Ir Sukarno yang merupakan
lulusan Technische Hoogeschool te Bandoeng (Sekolah Teknik Bandung, sekarang
ITB).

 

Para lulusan sekolah dengan pendidikan modern ini memimpin
pergerakan kemerdekaan, mulai dari pendirian organiasi pertama seperti Budi
Utomo dan Indische Partij. Kemudian tahap berikutnya adalah persatuan
organisasi pergerakan dalam Sumpah Pemuda pada tahun 1928, hingga berpuncak
pada kemerdekaan Indonesia.

 

Kebangkitan nasional dan pergerakan kemerdekaan ini tidak
akan mungkin tanpa adanya para tokoh yang visioner dan memiliki kemampuan yang
handal, sebagai hasil pendidikan modern. Dan pendidikan ini adalah hasil yang
didapatkan dari Politik Etis ini.