Once upon a time, there was a little poor boy came into a little village. He was very hungry and weak. He knocked at every door and asked for some food, but nobody cared about him. Nobody wanted to help the little boy.
Finally, a generous woman helped him. She gave him shelter and a meal. When the boy wanted to leave, this old woman gave him a lesung, a big wooden mortar for pounding rice. She reminded him; “Please remember, if there is a flood you must save
yourself. The little boy was happy and thanked the old woman. He continued his journey. While he was passing through the village, he saw many people gathering on the field. The boy came closer and saw a stick stuck in the ground. People challenged each other to pull out that stick. Everybody tried, but nobody succeeded. “Can I try?” asked the little boy. The crowd laughed mockingly. The boy wanted to try his luck so he stepped forward and pulled out the stick. He could do it very easily. Everybody was dumbfounded.
Suddenly, from the hole left by stick, water spouted out. It did not stop until it flooded the village. And no one was saved from the water except the little boy and the generous old woman who gave him shelter and meal. As she told him, he used the lesung, as a boat and picked up the old woman. The whole village became a huge lake. It is now known as Rawa Pening Lake in Salatiga, Central Java, Indonesia.
Question :
1. what is the orientation started in the task Above?
2. what is lesung?
3. why did the crowed mock the boy?
4. what happened when the boy pulled out the stuck?
5. where is the lication of rawa pening?
The Legend of Rawa Pening
Jawaban:
Legenda Rawa Pening
Suatu ketika, ada seorang anak kecil yang malang datang ke sebuah desa kecil. Dia sangat lapar dan lemah. Dia mengetuk setiap pintu dan meminta makanan, tetapi tidak ada yang peduli padanya. Tidak ada yang mau membantu anak kecil itu.
Akhirnya, seorang wanita dermawan membantunya. Dia memberinya tempat berteduh dan makan. Ketika bocah itu ingin pergi, perempuan tua ini memberinya lesung, lesung kayu besar untuk menumbuk padi. Dia mengingatkannya; “Mohon diingat, jika ada banjir harus diselamatkan
dirimu sendiri. Anak laki-laki kecil itu senang dan berterima kasih kepada wanita tua itu. Dia melanjutkan perjalanannya. Saat dia melewati desa, dia melihat banyak orang berkumpul di lapangan. Anak laki-laki itu mendekat dan melihat sebatang tongkat tertancap di tanah. Orang-orang saling menantang untuk mencabut tongkat itu. Semua orang mencoba, tetapi tidak ada yang berhasil. Bisakah saya mencoba? tanya anak kecil itu. Kerumunan itu tertawa mengejek. Bocah itu ingin mencoba peruntungannya jadi dia melangkah maju dan mengeluarkan tongkat itu. Dia bisa melakukannya dengan sangat mudah. Semua orang tercengang.
Tiba-tiba, dari lubang yang ditinggalkan tongkat, air menyembur keluar. Itu tidak berhenti sampai membanjiri desa. Dan tidak ada yang diselamatkan dari air kecuali anak laki-laki kecil dan wanita tua dermawan yang memberinya tempat berteduh dan makan. Saat dia memberitahunya, dia menggunakan lesung, sebagai perahu dan menjemput wanita tua itu. Seluruh desa menjadi danau besar. Sekarang dikenal sebagai Danau Rawa Pening di Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia.
Pertanyaan :
1. apa orientasi yang dimulai pada tugas di atas?
2. apakah lesung itu?
3. mengapa burung gagak mengejek anak laki-laki itu?
4. apa yang terjadi ketika anak laki-laki itu menarik keluar yang terjebak?
5. Dimanakah letak rawa pening?