Apakaha kaitan antara defisit anggaran dan utang luar negeri?…

Posted on

Apakaha kaitan antara defisit anggaran dan utang luar negeri?…

Kaitan antara defisit anggaran dan utang luar negeri adalah
Jika hutang luar negeri banyak maka pemerintah berupaya untuk membayar hutang tsb dengan anggaran yang tersedia
karna anggaran tsb kurang maka anggaran untuk fasilitas yang lain di kurangi contoh : Defisit anggaran dana Pendidikan
Nah dari anggaran tambahan tsb bisa menambah untuk membayar hutang negara
maaf kalau salah

Ada 2 sebab yang mengharuskan sebuah negara harus mencapai pertumbuhan ekonominya, yaitu untuk menciptakan lapangan pekerja bagi penduduknya yang setiap saat bertambah dan untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat (Sadono sukirno, 1994 ; 25). Berdasarkan hal tersebut maka pembangunan ekonomi dilakukan oleh semua negara, termasuk Indonesia.

Pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi yang diawali dengan runtuhnya Lehman Brothers yang merupakan bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat. Krisis ini berdampak pada situasi perekonomian Indonesia. Tingkat pertumbuhan GDP Indonesia mengalami penurunan walaupun tidak terlalu parah dibandingkan negara lain yang mencapai 6.0 persen pada tahun 2008 yang semula berada pada tingkat 6.3.

Tabel di bawah ini menampilkan perkembangan pertumbuhan GDP selama periode 2007-2014.
Tahun Pertumbuhan Defisit
2007 6,3 1,26
2008 6,0 0,08
2009 4,6 1,58
2010 6,2 0,73
2011 6,5 1,14
2012 6,2 1,86
2013 5,7 2,23
2014 5,1 2,26
Sumber: Pencarian penulis

Pertumbuhan ekonomi tersebut mencerminkan kinerja perekonomian pada saat tahun target. Kinerja ekonomi akan sangat dipengaruhi oleh faktor–faktor internal dan eksternal dari negara yang bersangkutan. Contoh faktor eksternal yang digunakan sebagai indikator dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia adalah Harga Minyak dan Nilai Tukar Rupiah. Faktor internal yang digunakan dalam asumsi makro antara lain Tingkat Inflasi; Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia; dan Lifting Migas.

Anggaran negara, melalui unit yang menangani penerimaan dan belanja, memegang peranan penting dalam mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pengelolaan anggaran sangat berpengaruh terhadap kualitas anggaran tersebut. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN) masih menunjukkan defisit pada tahun 2014 dan pada RAPBN 201 , hal tersebut terjadi karena Indonesia masih menganut penganggaran defisit.

Pada jurnal ini akan dibahas mengenai penganggaran defisit dan dampak kebijakan defisit anggaran terhadap faktor lain dalam asumsi makropembentukan APBN serta alasan dari mengurangi defisit dan hubungannya dengan mandatory spending.

2. Tinjauan Pustaka

Menurut Rahardja dan Manurung (2004), defisit anggaran adalah anggaran yang memang direncanakan untuk defisit, karena budget constraint, pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari penerimaan pemerintah (G>T) untuk memenuhi tujuan bernegara. Anggaran yang defisit ini biasanya ditempuh bila pemerintah ingin menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan bila perekonomian berada dalam kondisi resesi.
Definisi dari defisit anggaran menurut Samuelson dan Nordhaus (2001) adalah suatu anggaran ketika terjadi pengeluaran lebih besar dari pajak. Sedangkan menurut Dornbusch, Fischer dan Startz defisit anggaran adalah selisih antara jumlah uang yang dibelanjakan pemerintah dan penerimaan dari pajak. Kombinasi dari besaran pengeluaran dan penerimaan pemerintah terangkum dalam suatu anggaran pemerintah.

Untuk menghadapi kondisi perekonomian tertentu, salah satu yang dapat dilakukan pemerintah adalah melalui
kebijakan fiskal. Kebijakan fiskal tersebut dapat dilihat dalam anggaran pemerintah, dan defisit anggaran adalah salah satu kebijakan fiskal pemerintah yaitu kebijakan fiskal ekspansif.

Algifari (2009) melakukan penelitian terhadap perekonomian Indonesia berdasarkan data defisit anggaran pemerintah dan pertumbuhan ekonomi tahun 1990-2007 dengan partial adjusment model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa defisit anggaran pemerintah berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode yang sama dan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode berikutnya.

Menurut Abimanyu (2005), defisit anggaran pemerintah merupakan stimulus fiskal yang bersifat ekspansif. Perekonomian yang berada pada kondisi kelesuan, yang ditunjukkan oleh menurunnya pertumbuhan ekonomi memerlukan kebijakan fiskal ekspansif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menurut Kartika (2006), pemerintah mempunyai tiga pilihan untuk menutup defisit APBN, yaitu dari hasil privatisasi BUMN, Utang Dalam Negeri, dan dari Utang Luar Negeri.

4. Analisis dan Pembahasan

a. Defisit Anggaran
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi diperlukanlah peran pemerintah di dalam perekonomian. Pada dasarnya peranan pemerintah dalam perekonomian sangat luas. Salah satu bentuk aktivitas tersebut dapat dirangkum dalam kerangka anggaran pemerintah. Anggaran suatu negara dapat disusun berbeda-beda tergantung pada kondisi perekonomian negara tersebut.

Suatu negara dapat menyusun anggarannya secara seimbang apabila kondisi perekonomian normal. Kebijakan anggaran yang surplus dapat diaplikasikan manakala terjadi perubahan kebijakan fiskal yang bersifat Ekspansioner atau Kontraksioner (Shone,1989:116). Selain itu, negara juga dapat menyusun penganggaran defisit.
Pada masa Depresi Besar, teori klasik ataupun neo klasik tak dapat menyelesaikan persoalan. Keynes datang membawa solusi, pada masa resesi, anggaran berimbang atau surplus tidak dapat diterapkan