sebutkan tokoh,karaktet tokoh,nilai moral serta isi cerita yg singkat masing msing 3 dlam tks crita putri tngguk

Posted on

sebutkan tokoh,karaktet tokoh,nilai moral serta isi cerita yg singkat masing msing 3 dlam tks crita putri tngguk

Dahulu kala, ada sebuah negeri yang bernama Negeri Bunga yang berada di kecamatan Danau Kerinci.[1] Di sana hiduplah seorang perempuan bernama Putri Tangguk dan suami beserta ketujuh anaknya.[1] Putri Tangguk dan suaminya bekerja sebagai petani.[1] Setiap hari, Putri Tangguk dan suaminya bekerja membajak sawah demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.[1] Mereka bekerja sampai lupa untuk mengurusi anak-anaknya dan juga berhubungan dengan keluarga mereka.[1] Putri Tangguk menyadari bahwa ia pun harus mengurusi anak-anaknya serta keluarganya.[1] Putri Tangguk mengatakan kepada suaminya bahwa mereka harus bekerja sampai gudang persediaan padi mereka penuh sehingga mereka tidak perlu bekerja selama persediaan masih cukup.[1] Ia mengatakan kepada suaminya demikian dan suaminya pun menyetujui.[1] Mereka pun mulai bekerja untuk memenuhi gudang persediaan padi mereka.[1] Suatu hari Putri Tangguk sedang berjalan ke sawah bersama dengan suami beserta ketujuh anaknya.[1] Jalan sedang licin karena hujan yang turun.[1] Putri Tangguk pun terpeleset.[1] Ia marah dan memaki jalanan tersebut.[1] Sepulang dari sawah, Putri Tangguk menabur padi di jalanan tersebut agar jalanan tersebut tidak licin.[1] Setelah hari itu, gudang persediaan penuh oleh padi dan Putri tangguk juga suaminya tidak perlu bekerja karena persedian padi yang cukup.[1] Ia pun bekerja menenun kain untuk mengisi waktu kosongnya sambil mengurusi anak-anak dan keluarganya.[1] Namun, hari seperti ini itu tidak berlangsung lama.[1] Suatu hari, ketujuh anak Putri Tangguk merengek karena kelaparan.[1] Putri Tangguk kemudian pergi untuk memeriksa persediaan padi yang ada di gudang.[1] Ia terkejut dan panik saat mengetahui bahwa persediaan padi sudah tidak ada di gudang.[1] Ia tidak habis pikir karena seharusnya persediaan padi tersebut cukup untuk waktu yang lama.[1] Sepulangnya dari gudang, ia melintasi jalan di mana ia membuang padi agar jalan tersebut tidak licin.[3] Ia ingat bahwa ia seharusnya tidak melakukan itu.[3] Saat malam hari tiba, Putri Tangguk bermimpi ia berjumpa dengan seseorang laki-laki tua.[3]Laki-laki itu mengatakan bahwa Putri Tangguk beserta keluarganya akan hidup sengsara karena ia telah membuang padi di jalan.[3] Putri Tangguk terbangun dari mimpinya lalu menangis.[3] Ia menyesali perbuatannya.[3]