Kisahkan secara singkat kisah nabi musa as mendapat wahyu pertama

Posted on

Kisahkan secara singkat kisah nabi musa as mendapat wahyu pertama

Jawaban:Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah airnya, sejak ia melarikan diri dari buruan kaum Fir’aun. Suatu waktu yang cukup lama bagi seseorang dapat bertahan menyimpan rasa rindunya kepada tanah air, tempat tumpah darahnya , walaupun ia tidak pernah merasakan kebahagiaan hidup di dalam tanah airnya sendiri. Apa lagi seorang separti Musa yang mempunyai kenang-kenangan hidup yang indah selama ia berada di tanah airnya sendiri selaku seorang dari keluarga kerajaan yang megah dan mewah, maka wajarlah bila ia merindukan Mesir tanah tumpah darahnya dan ingin pulang kembali setelah ia beristerikan Shafura, puteri Syu’aib.

Penjelasan:

Itulah wahyu yang pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya yang dipilih Nabi Musa dalam kesempatan bercakap langsung dengan Allah di atas bukit Thur Sina itu telah diberi bekal oleh Allah yang Maha Kuasa dua jenis mukjizat sebagai persiapan untuk menghadap kaum Fir’aun yang sombong dan zalim itu.

Bertanyalah Allah kepada Musa: “Apakah itu yang engkau pegang dengan tangan kananmu hai Musa!” Suatu pertanyaan yang mengadungi arti yang lebih dalam dari apa yang sepintas lalu dapat ditangkap oleh Nabi Musa dengan jawabannya yang sederhana. “Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku pukul daun dengannya untuk makanan kambingku. Selain itu aku dapat pula menggunakan tongkatku untuk keperluan-keperluan lain yang penting bagiku.”

Maksud dan arti dari pertanyaan Allah yang nampak sederhana itu baru dimengerti dan diselami oleh Musa setelah Allah memerintahkan kepadanya agar meletakkan tongkat itu di atas tanah, lalu menjelmalah menjadi seekor ular besar yang merayap dengan cepat sehingga menjadikan Musa lari ketakutan. Allah berseru kepadanya: “Peganglah ular itu dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada keadaan asal.” Maka begitu ular yang sedang merayap itu ditangkap dan dipegang oleh Musa, ia segera kembali menjadi tongkat yang ia terima dari Syu’aib, mertuanya ketika ia bertolak dari Madyan.

Sebagai mukjizat yang kedua, Allah memerintahkan kepada Musa agar mengepitkan tangannya ke ketiaknya yang nyata setelah dilakukannya perintah itu, tangannya menjadi putih cemerlang tanpa cacat atau penyakit.

Bacalah tentang isi cerita di atas dalam surah “Thaahaa” ayat 9 sehingga 23 juz 16 sebagai berikut : “9. Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? 10. Ketika itu melihat api, lalu berkatalah ia kepada keluarganya: “Tinggalah kamu (di sini) sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu.” 11. Maka ketika ia datang ke tempat api itu, ia dipanggil: “Hai Musa, 12. Sesungguhnya Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa. 13. Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan (kepadamu). 14. Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk mengingati Aku. 15. Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahasiakan (waktunya) agar supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahakannya. 16. Maka sesekali janganlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu menjadi binasa.” 17. Apakah itu yang ditangan kananmu, hai Musa?” 18. Berkata Musa: “Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku memukul (daun) dengannya untuk kambingku dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya.” 19. Allah berfirman: “Lemparkanlah ia, hai Musa!” 20. Lalu dilemparkanlah tongkat itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. 21. Allah berfirman: “Peganglah ia dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada keadaan asalnya.” 22. Dan kepitkanlah tanganmu di ketiakmu, niscaya ia keluar menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain (pula). 23. untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang sangat besar.” (Thaahaa : 9 – 23 )