Hubungan global warming dengan energi

Posted on

Hubungan global warming dengan energi

Jawaban Terkonfirmasi

Global warming dipengaruhi oleh penggunaan energi, misalnya jika kita menggunakan energi yg menghasilkan CFC, akan mempercepat global warming

Secara singkat GW merupakan pemanasan bumi yang terjadi secara global di seluruh dunia. 

Lalu apa hubungannya dengan energi? 
Kita semua tahu bahwa sejak zaman dahulu kala kita tidak akan pernah bisa hidup tanpa energi, energi itu dapat berasal dari matahari, makanan, angin, air, panas bumi, bahan bakar fosil, dan yang telah berubah ke bentuk lainnya. Saya sendiri memerlukan energi listrik untuk mengetik artikel ini di komputer, perlu makan untuk berpikir dan menggerakkan tangan untuk mengetik sebuah artikel sederhana ini. Sejak SD saya sudah tahu bahwa energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya dapat berubah ke bentuk-bentuk yang lain, seperti dalam Hukum Kekekalan Energi. Jadi kita sebenarnya tak pernah kehabisan energi hanya saja bentuknya yang berubah-ubah.

Salah satu penyebab GW adalah efek rumah kaca (ERK). ERK awalnya merupakan sesuatu yang alami, bahkan sangat menunjang kehidupan di bumi, karena dapat menghangatkan bumi. Secara sederhana gambaran efek rumah kaca itu seperti seperti sebuah mobil yang diparkir di bawah terik sinar matahari dan seluruh jendelanya ditutup, maka setelah kita masuk mobil kita akan merasakan bahwa panas di dalam mobil bisa lebih panas daripada di luar mobil. Kaca mobil diibaratkan sebagai gas-gas rumah kaca sedangkan bagian dalam mobil adalah bumi. Gas-gas rumah kaca (GRK) antara lain terdiri dari karbon dioksida, metana, nitrat oksida, dan clorofluorocarbon (CFC). Manusia telah membuat GRK menumpuk di atmosfer dan menyebabkan panas tidak bisa keluar dari bumi.

Penemuan mesin uap telah menyebabkan percepatan proses penumpukan GRK di atmosfer. Umat manusia mendapatkan pencerahan setelah penemuan mesin ini, karena sebelumnya mereka hanya memanfaatkan energi matahari yang terkonversi menjadi makanan pada proses fotosintesis, lalu dimakan oleh manusia atau hewan, hewan juga dimakan oleh manusia, dan manusia mendapatkan energi untuk melakukan aktivitasnya, begitupula hewan yang dimanfaatkan untuk meringankan pekerjaan manusia. Selain itu energi matahari juga terkonversi menjadi energi angin (akibat perbedaan tekanan) dan dimanfaatkan manusia untuk meniup layar perahu. Mesin uap yang digerakkan dengan bahan bakar yang terbuat dari bahan bakar fosil (sisa-sisa makhluk hidup di masa lalu) ternyata memberikan banyak kemudahan bagi manusia. 

Setelah terjadi Revolusi Industri pada tahun 1760, pemakaian bahan bakar fosil mengalami peningkatan yang jauh lebih pesat, pemakaian tenaga manusia bisa dikurangi, dan pekerjaan menjadi lebih efisien. Waktu itu tanpa disadari manusia telah melakukan penumpukan GRK di atmosfer yang berpotensi, bahkan benar-benar telah terjadi, menyebabkan apa yang kita sebut sebagai GB di masa sekarang .

Eksploitasi BBF yang terjadi secara besar-besaran menimbulkan dampak yang sangat buruk terhadap lingkungan dan manusia. Kita dapat menyaksikan sendiri di negeri ini bagaimana penambangan batubara telah menggusur keberadaan hutan, lalu setelah batubara telah habis, tidak ada upaya yang tegas untuk mereklamasi lahan tersebut. Limbah yang dihasilkan dalam eksploitasi BBF juga menyebabkan berbagai macam masalah baru. 

Ketergantungan manusia terhadap bahan bakar fosil (BBF)sudah sedemikian parahnya,

Perubahan-perubahan iklim yang terjadi secara global telah memaksa manusia untuk beradaptasi dengan keadaan ini, dengan menggunakan berbagai teknologi yang dimilikinya
entah untuk industri, transportasi, perdagangan, listrik, dan sektor-sektor lainnya, akan menimbulkan 2 persoalan sekaligus. Pertama, seperti yang kita bahas sebelumnya yaitu mengenai GB, gas sisa hasil pembakaran bahan bakar fosil (CO2 dan CO) merupakan kontributor penumpukan GRK, ditambah lagi penggunaannya yang sudah mencakup seluruh lini kehidupan. Kedua, BBF merupakan energi yang tak terbarukan, karena pembentukannya membutuhkan waktu jutaan tahun. Dengan begitu maka suatu saat BBF akan habis. Bukanlah sesuatu yang semudah membalikkan telapak kaki untuk menyelesaikan dua masalah ini sekaligus. 

Semakin hari kebutuhan akan energi semakin meningkat ditambah kondisi lingkungan yang buruk membuat dampak-dampak dari GW semakin terasa. Perubahan-perubahan iklim yang terjadi secara global telah memaksa manusia untuk beradaptasi dengan keadaan ini, dengan menggunakan berbagai teknologi yang dimilikinya.