Carilah ayat ayat dalam alquran dan riwayat dalam hadis mengenai surga dan neraka?!​

Posted on

Carilah ayat ayat dalam alquran dan riwayat dalam hadis mengenai surga dan neraka?!​

Jawaban:

Diantara akidah ahlussunnah wal jama’ah mengenai surga dan neraka adalah, meyakini bahwa surga dan neraka telah Allah ciptakan. Imam At Thohawi rahimahullah dalam bukunya “al Aqidah as Salafiyah“, yang dikenal dengan sebutan Aqidah Thahawiyyah, menjelaskan, “Surga dan neraka telah tercipta. Tidak akan pernah sirna. Karena Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan manusia. Allah telah menetapkan penghuni untuk keduanya. Sesiapa yang menginginkan surga, maka baginya surga, sebagai karunia Tuhan untuknya. Dan sesiapa yang menginginkan neraka, maka nerakalah untuknya, sebagai bentuk keadilanNya. Takdir amal manusia sesuai dengan kemudahan yang ia dapat dalam meniti dua jalan tersebut. Mereka berjalan sesuai ketetapan yang telah Allah takdirkan untuknya. Kebaikan dan keburukan, telah ditakdirkan atas hamba” (Syarah At Thahawiyyah, 440).

Kaum Mu’tazilah dan Qadariyah meyakini berbeda. Mereka mengatakan bahwa surga dan neraka belum tercipta saat ini. Karena bila Allah telah menciptakannya saat ini; padahal hari pembalasan belum terjadi, maka tentu ini sia-sia. Karena belum ada penghuninya. Dari alasan inilah kemudian mereka meyakini, bahwa surga dan neraka baru tercipta pada hari kiamat.

Tentu ini akidah yang keliru. Karena menyelisi dalil-dalil Alquran dan hadis. Dalam Alquran dan hadis telah dijelaskan secara jelas dan gamblang, bahwa surga dan neraka telah ada saat ini. Anda bisa menyimaknya pada bagian akhir tulisan ini.

Adapun mengenai alasan kaum Mu’tazilah dan Qadariyah yang menyatakan, “bila surga dan neraka telah tercipta dan telah ada saat ini, tentu Allah telah melakukan perbuatan sia-sia,” kerancuan ini muncul dari prinsip akidah mereka yang rusak. Dimana mereka lebih mendahulukan akal daripada dalil wahyu. Anggapan mereka, perbuatan dan ketetapan Allah itu, sama dengan perbuatan makhluk. Sehingga begitu mudah mereka menolak dalil wahyu, dengan alasan tidak logis. Padahal hal-hal seperti adalah tauqfi alias perkara gaib. Tidak mungkin dijangkau kecuali melalui dalil dari Alquran dan Sunah.

Ibnu Abil ‘iz Al Hanafi –rahimahullah– mengatakan,

فاتفق أهل السنة على أن الجنة والنار مخلوقان موجودان الآن، ولم يزل أهل السنة على ذلك، حتى نبغت من المعتزلة والقدرية، فأنكرت ذلك، بل ينشئهما الله يوم القيامة. وقالت: بل ينشئهما الله يوم القيامة. وحملهم على ذلك أصلهم الفاسد الذي وضعوا به شريعة لما يفعله الله، وأنه ينبغي أن يفعل كذا، ولا ينبغي له أن يفعل كذا. وقاسوه على خلقه في أفعالهم

“Ahlussunnah wal jama’ah sepakat, bahwa surga dan neraka telah tercipta dan telah ada saat ini. Mereka senantiasa berada dalam akidah ini, sampai munculah kaum Mu’tazilah dan Qadariyah, yang mengingkari keyakinan ini. Mereka mengatakan: Surga dan Neraka Allah ciptakan pada hari kiamat. Yang mendorong mereka berkeyakinan seperti ini, adalah, prinsip akidah mereka yang rusak dalam memahami syari’at Islam. Mereka menanyakan, “Mengapa Allah malakukan ini dan itu? Sepatutnya Allah melakukan ini dan ini. Ini tidak sepatutnya dilakukan oleh Allah.” Mereka telah menganalogikan perbuatan Allah dengan perbuatan manusia.” (Syarah At Thahawiyyah, 440).

Maha suci Allah dari apa yang mereka sangkakan. Tidakkah mereka telah mengafal firman Allah ‘azzawajalla,

لَا يُسْأَلُ عَمَّا يَفْعَلُ وَهُمْ يُسْأَلُونَ

“Allah tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai” (QS. Al-Anbiya : 23).

Ayat-Ayat yang Menunjukkan Bahwa Surga dan Neraka Telah Tercipta

Allah ta’ala berfirman tentang neraka,

وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ

“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, telah disediakan untuk orang-orang yang kafir” (QS. Ali Imran : 131)

Imam Qurtubi rahimahullah berkata saat menafsirkan ayat ini,

وفي هذه الآية دليل على أن النار مخلوقة ردا على الجهمية ; لأن المعدوم لا يكون معدا

“Ayat ini dalil bahwa neraka telah tercipta. Ini sebagai bantahan terhadap kaum jahmiyah (Masuk dalam golongan Jahmiyah adalah Mu’tazilah. pent). Karena sesuatu yang belum ada, tidak akan pernah dijadikan janji” (Al-Jaami’ Li Ahkaamil Qur’an, 5/312).