Di daereah manakah pangeran antasari melakukan perjuangan
Pangeran Antasari adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang
berasal dari Kalimantan. Nama kecilnya adalah Gusti Inu Kartapati, lahir
pada tahun 1809 (atau 1797?) di Desa Kayu Tangi, Kesultanan Banjar.
Ayahnya bernama Maso’ud (Mas’ud) dan ibunya adalah Gusti Hadijah.
Keluarganya merupakan pemimpin di Kerajaan Banjar
Pada 14 Maret 1862 Pangeran Antasari mulai memerintah di Kesultanan
Banjar menggantikan Sultan Hidayatullah yang ditangkap Belanda dan
diasingkan ke Cianjur. Beliau dinobatkan menjadi raja dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin. Beliau juga diyakini memimpin masyarakat Ngaju, Murung, bakumpai, sampai Kutai.
Pangeran Antasari tidak hanya menjadi pepimpin Banjar, ia juga merupakan
seorang panglima perang yang disegani. Bersama balatentaranya ia
melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda, melanjutkan perjuangan
Sultan Hidayatullah yang sudah dibuang ke tanah Sunda.
Pada 25 April 1859, Pangeran Antasari bersama sekitar 300 pasukannya
melakukan penyerangan terhadap tambang batu bara milik Belanda di
Pengaron. Selanjutnya peperangan demi peperangan dengan Belanda terus
berlangsung di wilayah Kerajaan Banjar. Berulang kali pihak Belanda
membujuk Pangeran Antasari untuk berunding, tetapi selalu ditolak.
Berkali-kali pula Belanda mencoba untuk menangkap Pangeran Antasari,
tetapi beliau selalu lolos dari penyergapan Belanda.
Sampai akhir hayatnya, Pangeran Antasari tidak pernah sekalipun menyerah
atau tertangkap Belanda, meski belanda sampai mengeluarkan sayembara
untuk menangkap Antasari dengan hadiah sebesar sepuluh ribu gulden.
Beliau meninggal pada 11 Oktober 1862 saat besama pasukannya di Tanah
Kampung Bayan Begok, Sampirang, karena sakit yang dideritanya. Beliau
dimakamkan di daerah tepi Sungai Barito. Saat Indonesia merdeka, pada 11
November 1958 jenazahnya dipindahkan ke Taman Makam Perang Banjar atas
persetujuan kerabatnya.
Pangeran Antasari diangkat menjadi Pahlawan Nasional pada 27 Maret 1968.
Namanya diabadikan pada Korem 101/Antasari, dan menjadi julukan untuk
Kalimantan Selatan, yaitu Bumi Antasari.