Tukang Kayu dan Peri hutan pada zaman dahulu, hidup seorang tukang kayu. Suatu ketika dalam perjalanan pulang melewati jembatan bambu yang lapuk, si tukang kayu tergelincir dan kayu-kayu yang dipanggulnya pun terjatuh ke sungai. Ia sangat bersedih karena kapak tua nya pun ikut terjatuh ke dalam sungai. Tak lama kemudian, munculah peri hutan. Peri hutan tersebut menawarkan bantuan kepada si tukang kayu.
Peri hutan turun ke sungai dan membawa beberapa kapak. Kapak pertama berlapis emas dan kapak kedua berlapis perak. Tukang kayu menolak kapak emas dan perak yang disodorkan peri hutan. Namun akhirnya, peri hutan kembali dengan kapak ketiga, yaitu kapak tua yang jelek. Tukang kayu pun gembira dan mengakui bahwa kapak tua itu adalah kepunyaannya. Peri hutan terpukau melihat kejujuran tukang kayu. Peri hutan pun memberikan semua kapak yang ia temukan di sungai tadi kepada tukang kayu. Kembali ke rumah, tukang kayu men'eritakan kejadian yang tadi kepada istrinya. Istrinya penasaran dan lekas menuju ke jembatan. Disana, istri tukang kayu tergelin'ir ke dasar sungai karena kurang hati-hati. Untuk kedua kalinya, sang peri hutan menolong tukang kayu. Peri hutan turun ke sungai dan membawa gadis cantik dan menanyakan apakah gadis itu adalah istri tukang kayu.
Tukang kayu pun berbohong dan mengakui bahwa gadis tersebut adalah istrinya. Mendengar jawaban tukang kayu, peri hutan sedih dan mengakatan bahwa ia salah menilai si tukang kayu. Tanpa ragu, tukang kayu berkata bahwa ia bukannya berubah tamak, tetapi apabila ia tidak mengakui gadis yang tadi adalah istrinya, maka ia tahu bahwa peri akan membawakan wanita-wanita lain. Kalau tukang kayu mengakui bahwa wanita yang jelek dan tua adalah istri tukang kayu, maka peri akan menghadiahkan semua wanita cantik atas kejujuran tukang kayu. Tukang kayu pun berkata bahwa menafkahi 1 bini aja kewalahan, apalagi sampai dua atau tiga.
Coba buatkan abstraksi dari anekdot di atas
Cerita tukang Kayu dan Peri Hutang
Abstraksi
Cerita ini terjadi pada waktu lalu di mana sang peri sangat menghargai sebuah kejujuran. Peristiwa ini bermula saat tukang kayu dites kejujurannya saat dia kehilangan kapak kayunya yang jelek. Saat ditawarkan 2 buah kapak lain yang lebih indah karena terbuat dari emas dan perak, maka tukang kayu tetap tidak tergiur untuk berbohong.
Namun beda ceritanya saat tukang kayu ini dites terkait dengan kasus yang berbeda. Pada saat istrinya tercebur ke sungai, tukang kayu memilih untuk tidak jujur. Karena dia tahu kalau dia mengatakan bahwa istrinya yang sudah tua renta adalah milikinya, maka dia harus mendapatkan 2 orang istri yang jauh lebih muda dan cantik. Dan melihat kenyataan itu tukang kayu merasa tidak sanggup untuk menafkahi.