Buat lah cerita, dengan singkat dan jelas
Lomba Membaca Puisi
Namaku Dina, aku kelas VI, aku bersekolah di SD………… . Pada hari Sabtu, sekolahku mengadakan lomba membaca puisi. Aku ingin mengikuti lomba itu bersama beberapa temanku. Aku dan teman-temanku segera mendaftar pada panitia lomba.
Kemudian panitia memberitahukan peraturan lomba. peraturannya adalah puisinya dibuat sendiri dengan tema bebas. Lalu terbesit di otakku, aku akan membacakan puisi bertema "Guru". Kemudian kami pulang sekolah.
Setelah pulang, aku segera mengambil selembar kertas dan pena untuk kugunakan membuat puisi. Baris demi baris puisi bertema "Guru" telah kutulis, dan akhirnya selesai juga. Aku berlatih membaca puisi tersebut dengan mimik ekspresi yang sesuai dan penuh penghayatan. Aku berlatih hingga hari Jum'at.
Hari Sabtu telah tiba, aku segera berangkat sekolah dengan percaya diri. Tidak lupa aku meminta doa ayah ibuku. Sesampainya di sekolah, kami memulai pengundian nomor urut peserta. Aku mendapat nomor 6, dan kami memulai lomba. nomor undian 1 dipanggil, ternyata dia Aisyah teman sebangkuku. Aisyah membacakan puisi bertema "Kebersihan", puisinya bagus.
Singkat cerita, tibalah giliranku untuk membacakan puisi, aku segera menaiki panggung. Aku membacakan puisi karyaku sesuai latihanku kemarin dan selesai, Aku turun dari panggung. Aku menyaksikan lomba tersebut hingga selesai. Dan akhirnya pengumuman pemenang lomba.
Juri lomba mengumumkan "Juara 3 diraih oleh Rani dengan puisi bertema RUMAHKU, juara 3 diraih oleh Dina dengan puisi bertema GURU, dan juara 1 diraih oleh Nana dengan puisi bertema IBU". Ternyata aku juara 2, aku sangat bersyukur walaupun tidak juara 1. Lalu aku, Nana dan Rani menaiki panggung untuk mengambil hadiah.
TAMAT
maaf klo kepanjangan
Di sebuah ladang yang subur, tinggallah keluarga semut pekerja dan belalang si pemalas. Semut dan belalang adalah dua sahabat yang memiliki sifat berlawanan.
Si semut selalu bekerja keras, mencari makanan sepanjang hari dan menyimpannya di rumah.
Sebaliknya, belalang setiap hari bersenang-senang, bernyanyi, menari dan menikmati hidup. Belalang sangat menikmati hari-harinya dan tidak memiliki rencana ke depan. Hidup mengalir seperti air.
Suatu ketika si belalang bertemu dengan semut: “Hi semut! Kenapa kamu tidak ke tempatku dan bermain bersama aku?
Jawab si semut: “Aku lagi bekerja keras menyiapkan makanan untuk nanti musim dingin. Pada saat musim dingin tiba, tidak ada tanaman yang bisa tumbuh dan kita akan mati kelaparan jika tidak mulai menyiapkannya.”
Belalang tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban semut dan berkata: “Musim dingin masih lama semut temanku. Kenapa kamu harus khawatir? Masih ada besok kan?”
Kemudian belalang melanjutkan bermain musik dan semut kembali bekerja menyimpan makanan.
Suatu ketika musim dingin datang, semua tanaman mati dan belalang kesulitan untuk mencari makanan. Sebaliknya semut enak-enakan di rumahnya dan makan dari jagung dan biji-bijian yang telah disimpan sejak musim panas. Singkat cerita si belalang meninggal karena kelaparan.