Kapan sebaiknya menggunakan directive: –#include atau –#include ”header.h”

Posted on

Kapan sebaiknya menggunakan directive: –#include atau –#include ”header.h”

Jawaban:

saat kita mau menggunakan fungsi atau konstanta atau kelas(hanya c++) yang terdapat dalam header tersebut.

Penjelasan:

preprocessor directive "#include <contohheaderstandar.h>" atau "#include <contohheaderc++standar>" atau "#include <contohheaderbuatan.h>" akan memasukkan semua kode yang ada di file header tersebut kedalam file utama. contoh:

header.h :

int tambah (int a, int b) {

return a + b;

}

main.c :

#include <stdio.h> // untuk header standar

#include "header.h" //untuk header buatan

int main () {

printf(tambah(1,2));

}

kode main diatas sebelum dikompilasi akan diubah menjadi berikut:

//kode kode yang terdapat pada stdio.h

//….

//kode pada header.h

int tambah (int a, int b) {

return a + b;

}

//kode utama

int main () {

printf(tambah(1,2));

}