Bagaimana mengembangkan perilaku menolong sejak dini dengan melalui pendidikan dan pengembangan ?
Jawaban:
A. Pendahuluan
Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian
seseorang yang salah satunya melalui pendidikan budi pekerti yang hasilnya
dilihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur dalam
perkataan dan perbuatan, mempunyai tanggung jawab , sehingga terealisasi
konfigurasi antara olah pikir, olah hati, olah rasa-karsa dan olah raga dalam
kehidupan nyata . Budi pekerti dalam bahasa Arab disebut Khulk, disebut juga
perangai tingkah laku, atau tabiat, watak, kesusilaan (kesadaran etik dan moral)
yaitu kelakuan baik yang merupakan akibat dari setiap jiwa yang benar terhadap
khalik-Nya dan terhadap sesame manusia (Ahmad Amin dalam Humaidi
Tatapangarsa(1973).
Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis untuk membantu peserta didik memahami nilai-
nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan. Kemudian nilai-nilai tersebut dapat
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatan. Manusia dilahirkan dengan membawa dan memiliki potensi-potensi yang harus
dikembangkan. Hakikat dasar pendidikan karakter adalah apa yang menjadi
potensi manusia yang harus dikembangkan. Ini berarti juga pada diri manusia
terdapat bibit potensi kebenaran dan kebaikan yang harus didorong melalui
pendidikan Perlu diketahui bahwa pada dasarnya manusia sudah memiliki potensi.
Potensi yang dibawa setiap anak adalah potensi kesucian. Sebagaimana tersebut
dalamAl Quran surat Al Arof ayat 172: “Dan in gatlah, ketika tuhanmu
mengeluarkan keturunaan anak –anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah
mengambilpersaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku
ini Tuhanmu”.Mereka menjawab, “Betul .Engkaulah Tuhan kami. Kami menjadi
saksi”. Ini artinya sejak lahir anak sudah memiliki karakter baik yakni potensi
bertauhid kepada Allah.
Pendidikan karakter merupakan misi utama para Nabi, seperti Muhammad
Rasulullah sedari awal di utus ke dunia untuk menyempurnakan karakter
(Akhlak). “saya diutus ke dunia ialah untuk menyempurnakan akhlak yang
mulia”(liutammima makarimalakhlaq). Manifesto Muhammad Rasulullah ini
mengindikasikan bahwa pembentukan karakter merupakan kebutuhan utama bagi
tumbuhnya cara beragama yang dapat menciptakan peradaban.
B. Urgensi Karakter
Akhlak atau karakter sangatlah urgen bagi manusia. Urgensi karakter ini
tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan tetapi juga
dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat bahkan tidak kurang-kurangnya
juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Peranan Akhlak ini
melebihi peranan ilmu pengetahuan. Karakter merupakan salah satu aspek
kepribadian. Dilihat dari sudut pengertian, antara karakter dan akhlak tidak
memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan sebagai suatu
tindakan yang terjadi tanpa pemikiran lagi karena sudah tertanam dalam pikiran,
dan keduanya sudah kebiasaan.
Ahmad Syauqi tokoh penyair Arab memperingatkan dalam syairnya yang
artinya “Bangsa itu hanya bisa bertahan bilamana mereka masih memiliki karakter. Bila karakter telah lenyap dari mereka, mereka pun akan lenyap
pula”.Humaidi Tatapangarsa(,1973)
Thomas Lickona yang disampaikan Ratna Megawangi dalam Aswandi
(2010), mengungkapkan sepuluh tanda sebuah bangsa sedang menuju jurang
kehancuran, yaitu :
1. Meningkatnya kekerasan di kalangan remaja
2. Penggunaan kata dan bahasa yang memburuk;
3. Pengaruh peer group yang kuat dalam tindak kekerasan
4. Meningkatnya perilaku merusak diri
5. Semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk
6. Menurunnya etos kerja
7. Semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru
8. Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan negara
9. Membudayanya ketidakjujuran
10. Adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama
(Ratna Megawati, dalam Aswandi 2010)
Karakter yang baik lebih dari sekedar perbuatan, melainkan sebuah
pilihan yang membawa kesuksesan. Ia bukan anugerah, melainkan dibangun
sedikit demi sedikit dengan pikiran, perkataan, perbuatan, kebiasaan, keteladanan,
keberanian, usaha keras, dan bahkan dibentuk dari kesulitan hidup.
Para pakar pendidikan dalam Aswandi (2010) mengelompokkan karakter
ke dalam Sembilan (9) pilar, yakni :
1. Cinta Tuhan dan ciptaan-Nya;
2. Kemandirian dan tanggung jawab;
3. Kejujuran, amanah, dan bijaksana;
4. Hormat dan santun;
5. Dermawan, suka menolong dan gotong royong;
6. Percaya diri, kreatif, dan pekerja keras;
7. Kepemimpinan dan keadilan;
8. Baik dan rendah hati;
9. Toleransi, kedamaian dan kesatuan.
semoga membantu