Jelaskan perbedaan dalam bidang ekonomi pada zaman prasejarah dan zaman hindu-budha!

Posted on

Jelaskan perbedaan dalam bidang ekonomi pada zaman prasejarah dan zaman hindu-budha!

Zaman prasejarah :
a. Zaman Berburu dan Mengumpulkan Makanan
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, sungai memiliki peran yang penting, yaitu dengan cara menyusuri sungai mereka bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain untuk mencari makanan. Namun, pada masa ini manusia purba belum mengenal alat pelayaran sungai.

b. Zaman Bercocok TanamPada masa bercocok tanam, manusia purba sudah melakukan usaha pertanian secara berpindah-pindah menurut kesuburan tanah. Pertanian berbentuk perladangan dengan cara membakar hutan terlebih dahulu,
kemudian dibersihkan dan ditebarkan benih-benih tanaman. Tumbuh-tumbuhan yang mula-mula ditanam adalah kacang-kacangan, mentimun, umbi-umbian dan biji-bijian seperti jawawut, jenis padi, dan sebagainya. Adanya kegiatan bercocok tanam ini didasarkan pada beberapa temuan di kawasan Asia Tenggara. Orang-orang di Asia Tenggara sudah menemukan suatu bentuk pertanian sederhana, yaitu pertanian ladang atau perladangan. Di Asia Tenggara sistem perladangan berpindah sudah dilakukan manusia pada masa akhir Pletosen atau kira-kira 9000 tahun Sebelum Masehi. Cara manusia bercocok tanam pada sistem perladangan adalah pertama-tama mereka menebang hutan lalu membakar ranting ranting, daun, dan pohonnya. Sesudah dibersihkan baru mereka menanam sejenis umbi-umbian. Setelah masa panen, mereka akan meninggalkan tempat itu dan mencari tempat yang baru dengan cara yang sama, yakni tebang dan bakar. Oleh karena itu, sistem perladangan ini disebut flash and burn yang artinya tebang dan bakar.Cara bercocok tanam pada masa bercocok tanam adalah dengan berhuma, yaitu dengan menebangi hutan dan menanaminya. Dengan pengolahan tanah yang sangat sederhana, mereka menanami ladang itu dengan kedelai, ketela pohon atau ubi jalar. Kalau ladang yang mereka tanami mulai berkurang kesuburannya, mereka membuka ladang baru dengan cara menebang dan membakar bagian-bagian hutan yang lain. Alat-alat yang digunakan pada masa bercocok tanam masih terbuat dari bahan-bahan yang digunakan pada masa sebelumnya, yaitu dari batu, tulang binatang, tanduk, dan kayu. Cara bercocok tanam yang mula-mula dikenal adalah berladang atau berhuma. Yang ditanam yaitu semacam padi-padian yang tumbuh liar dimana-mana. Mereka pun telah mulai memelihara binatang. Sejalan dengan kemampuan bercocok tanam mereka telah pula berhasil membuat wadah berupa gerabah. Wadah tersebut dibuat untuk menyimpan persediaan makanan. Kadang-kadang gerabah itu diberi hiasan. Dari hiasan itu dapat diduga bahwa manusia pada masa bercocok tanam sudah mengenal tenunan. Banyak pula gelang-gelang dari batu indah dan manik-manik. Hal tersebut menunjukkan bahwa manusia bercocok tanam sudah mulai menghias diri. Dalam masyarakat yang sepenuhnya sudah mencurahkan perhatian pada kegiatan pertanian, kehidupan mereka semakin teratur dan memiliki banyak waktu luang. 

SEDANGKAN

Hindu-budha
(M. Dj. Poeponegoro dan Nugroho Notosusanto mencatat pada zaman prasejarah penduduk indonesia adalah pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Lautan bukan penghalang tetapi pemersatu. Hubungan antar pulau malah lebih mudah dibandingkan dengan daerah pedalaman. Pusat-pusat perdagangan sudah tumbuh pesat di pesisir-pesisir Sumatra dan Jawa. Menurut hasil penelitian F. Heger, adanya benda-benda peninggalan bersejarah seperti nekara diberbagai tempat di indonesia menunjukan adanya hubungan antara kepulauan nusantara dengan berbagai daerah di Asia Tenggara).Kedatang India memperkuat tradisi agraris, misalnya dengan mengenalkan teknologi irigasi, serta semakin meramaikan aktivitas perdagangan dan pelayaran. Hal ini dibuktikan dengan semakin berkambangnya kota-kota pelabuhan sebagaiman ditunjukan Kerajaan Pajajaran (pelabuhan Sunda Kelapa), Sriwijaya dan Majapahit.Masyarakat Tarumanegara mengutamakan bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian mereka. Mereka berladang secara berpindah-pindah. Selain itu, bidang pelayaran dan perdagangan tidak kalah penting dalam perekonomian Tarumanegara.Dalam prasasti Tugu, dinyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk membuat sebuah terusan sepanjang 6122 tombak. Terusan ini (Gomati dan Candrabhaga) dibangun oleh golongan budak dan kaum sudra. Pada akhirnya terusan ini selain berfungsi sebagai sarana pencegah banjir, juga berfungsi sebagai sarana lalu lintas pelayaran perdagangan antar daerah di Kerajaan Tarumanegara dengan daerah lain di luar kerajaan. Berdasarkan catatan Fa-Hien, seorang musafir Cina, masyarakat Tarumanegara memperdagangkan beras dan kayu jati.Kehidupan ekonomi masyarakat Kutai diperkirakan ditunjang dari sektor pertanian, baik sawah maupun ladang. Selain itu, melihat letaknya yang strategis, yaitu di sekitar Sungai Mahakam yang menjadi jalur perdagangan Cina dan India, membuat Kerajaan Kutai menarik untuk disinggahi para pedagang. Dengan begitu, bidang perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai.Kehidupan ekonomi masyarakat Kutai meningkat dengan diangkatnya Raja Mulawarman. 

Prasejarah: zaman mengumpulkan makanan

Hindu-Budha: zaman bercocok tanam