Pada 30 September 1960, Ir. Soekarno menyampaikan pidato di hadapan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang cita-cita bangsa yaitu
Pidato Presiden Soekarno yang berjudul ‘Membangun Dunia Baru’ itu disebut sebagai salah satu pidato yang paling kontroversial dalam sejarah sidang umum PBB. Dalam pidato 70 halaman itu, Presiden Soekarno menyerang PBB sebagai lembaga yang gagal menciptakan perdamaian. Sebagai solusi, dia meminta PBB memasukkan Pancasila dalam piagam PBB yang sudah ketinggalan zaman.
“Saya yakin seyakin-yakinnya bahwa diterimanya kelima prinsip itu dan mencantumkannya dalam piagam, akan sangat memperkuat organisasi ini,” kata Soekarno.
Soekarno juga meminta markas PBB dipindah dari New York. Dia mengusulkan agar dibangun di Asia, Afrika atau Jenewa, di mana jauh dari konflik perang dingin antara Blok Timur dan Barat. Dia mengkampanyekan gerakan Non Blok yang tidak memihak Uni Soviet atau AS. Tapi berdiri di tengah, menjaga perdamaian dunia.
“Saya yakin, ya, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa diterimanya kelima prinsip itu dan dicantumkannya dalam piagam, akan sangat memperkuat Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saya yakin, bahwa Panca Sila akan menempatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa sejajar dengan perkembangan terakhir dari dunia. Saya yakin bahwa Panca Sila akan memungkinkan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk menghadapi hari kemudian dengan kesegaran dan kepercayaan. Akhirnya, saya yakin bahwa diterimanya Panca Sila sebagai dasar piagam, akan menyebabkan piagam ini dapat diterima lebih ikhlas oleh semua anggauta, baik yang lama maupun yang baru.”