Amis dan batas-batas negaranya!

Posted on

Jawab:
Bagaimana kebudayaan negara Indo-nesia?
Jawab:
elaskan seni Bai Choi Viernam yang mendapat pengakuan dan UNESCO sob
udaya Nonbendawi!​

Amis dan batas-batas negaranya!

Jawaban:

1.DI peta Indonesia, dua pulau itu kelihatan kecil. Apalagi bila dibandingkan dengan Pulau Kalimantan di sebelah kiri dan Pulau Sulawesi di sisi kanannya. Memang, kedua pulau itu, Sipadan dan Ligitan, tidak besar. Luas Sipadan hanya empat kilometer persegi, sedangkan Ligitan lebih kecil dari Sipadan. Sementara kini Sipadan sepertinya diramaikan oleh industri wisata Malaysia, Ligitan kelihatan tak terurus.

Ternyata dua pulau berukuran kecil itu menyimpan sengketa turun-temurun. Awalnya terjadi pada 1967, ketika berlangsung pertemuan antara Indonesia dan Malaysia. Kedua negara bertetangga ini bermaksud membahas batas landas kontinen masing-masing. Saat itu Indonesia menyatakan bahwa Sipadan dan Ligitan masuk wilayahnya. Sebaliknya, Malaysia mengklaim bahwa dua pulau itu miliknya. Karena kedua negara ini baru usai berkonfrontasi, pembicaraan soal dua pulau itu pun ditangguhkan.

Dua tahun kemudian, masalah Sipadan-Ligitan mencuat kembali gara-gara Malaysia memasukkan dua pulau itu dalam peta batas wilayah negaranya. Tentu saja Indonesia memprotes. Toh, beberapa kali pertemuan kedua negara tak kunjung membuahkan hasil. Akhirnya, kedua pulau di-sepakati bersifat status quo.

Pada 1979, konflik terpicu lagi setelah Malaysia kembali menegaskan dua pulau itu dalam peta baru wilayahnya. Indonesia mengirim nota protes. Belum sempat terjadi perundingan, pada 1988, Indonesia kembali melayangkan nota protes. Kali ini karena pengusaha Malaysia membangun berbagai resor wisata untuk turis di Pulau Sipadan. Bahkan polisi kerajaan Malaysia menjaga hutan lindung dan laut di sekitar pulau itu.

Perundingan pun dilanjutkan pada awal 1990-an. Tapi lagi-lagi tiada titik temu. Malaysia bersikeras menyatakan diri pemilik kedua pulau. Bahkan, pada 1993, hampir terjadi konflik terbuka antara Indonesia dan Malaysia. Saat itu, kapal Angkatan Laut Indonesia yang sedang mendekati Pulau Sipadan diusir oleh Angkatan Laut Diraja Malaysia.

3. Seni Bai Choi dari Vietnam telah mendapatkan pengakuan UNESCO sebagai pusaka budaya Non Bendawi.

Penjelasan:

Seni Bai Choi yang meliputi lagu rakyat dan permainan rakyat di daerah Trung Bo Selatan yaitu di provinsi-provinsi Quang Binh, Quang Tri, Thua Thien Hue, Quang Nam, Quang Ngai, Binh Dinh, Phu Yen, Khanh Hoa dan Da Nang, baru saja mendapat pengakuan dari UNESCO sebagai Pusaka Budaya Nonbendawi yang mewakili umat manusia. Pemuliaan ini punya arti besar, menegaskan identitas kebudayaan bangsa Vietnam yang variatif dan beranekaragam, sekaligus membuka komitmen-komitmen Vietnam bagi pekerjaan mengkonservasikan dan melestarikan seni Bai Choi pada khususnya dan semua nilai budaya umat manusia pada umumnya.

Seni Bai Choi di Trung Bo Selatan- Pusaka Budaya Nonbendawi yang mewakili umat manusia – ảnh 1Pertunjukan seni Bai Choi (Foto: vovworld.vn)

Setelah menglami bencana hujan dan banjir, halaman patung di Kota Hoi An, Provinsi Quang tetap ramai dengan wisatawan di sekitar halaman Bai Choi. Saudari Vo Thi Phuong Hoai, pengasuh seni Bai Choi memperkenalkan: “Para tamu bisa ikut serta dalam permainan dan mendengarkan irama-irama lagu rakyat daerah Quang. Permainan berlangsung dari 5 sampai 7 menit. Setiap kartu meliputi 3 kata, kalau ada yang tepat pada 3 kata ini akan menjadi pemenang”.

Nama “Bai Choi” bertolak dari bentuk permainan, karena para pemain duduk di 8 atau 10 gubuk yang dibagi menjadi dua barisan yang berhadap-hadapanan dan di tengah-tengah dua barisan itu ada satu gubuk Hieu (pembagi kartu). Alat mainnya ialah 32 kartu yang dibagi kepada 10 orang, setiap orang memiliki 3 kartu, ada dua kartu sisanya. Pemimpin permainan ini juga memiliki satu kumpulan kartu serupa yang disimpan dalam satu tabung bambu yang dipasang di satu tiang yang cukup tinggi agar gubuk Hieu tidak bisa melihat kartu itu, tapi bisa menarik kartu itu. Ketika orang di gubuk Hieu menarik kartu itu akan menyanyikan satu kalinat “thai” agar semua orang di gubuk lain menduga apa kartu itu. Di antara 10 pemain, siapa yang ada kartu yang mirip seperti kartu yang ditarik oleh gubuk Hieu akan berkata “ada”, seorang petugas akan menyampaikan satu panji kepada itu sebagai pengganti kartu. Orang yang memiliki cukup 3 kartu akan menjadi pemenang dan permainan berakhir sampai di situ.

Seni Bai Choi adalah satu bentuk aktivitas budaya yang memenuhi kebutuhan berrekreasi dan menikmati kesenian dari masyarakat. Seni Bai Choi ada dua ragam utama yaitu “Memainkan Bai Choi” dan “Pertunjukan lagu rakyat Bai Choi”.