Pada saat terjadi perang besar Mengapa muawiyah mengatakan dirinya paling benar
Jawaban:
Muawiyah bin Abu Sufyan (602 – 680; umur 77–78 tahun; bahasa Arab: معاوية بن أبو سفيان) atau Muawiyah I adalah khalifah yang berkuasa pada tahun 661 sampai 680. Dia merupakan salah satu sahabat Nabi dan juga merupakan saudara tiri dari Ummu Habibah Ramlah, istri Nabi Muhammad. Meski 'Utsman bin 'Affan yang sebenarnya merupakan khalifah pertama dari Bani Umayyah, Mu'awiyah adalah khalifah yang menjadikan Umayyah sebagai dinasti di kekhalifahan. Mu'awiyah merupakan khalifah pertama dari Bani Umayyah yang berasal dari garis Sufyani, sebutan untuk. Mu'awiyah memulai karier politiknya sebagai penguasa setelah ditunjuk menjadi Gubernur Syria pada 639 oleh Khalifah 'Umar bin Khattab dan membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang cakap. Salah satu capaiannya adalah pembentukan angkatan laut Muslim pertama. Pembunuhan Khalifah 'Utsman bin 'Affan pada tahun 656 dan perbedaan pendapat mengenai status pembunuhnya menjadikan terjadinya perselisihan antara pihak Mu'awiyah dan Khalifah 'Ali bin Abi Thalib yang berujung pada Pertempuran Shiffin. Sepeninggal 'Ali mangkat dan putranya, Hasan, melepas jabatan khalifah setelah disandang selama sekitar enam atau tujuh bulan, Mu'awiyah resmi menjadi khalifah pada tahun 661.
Pada masanya, Mu'awiyah melakukan berbagai upaya penaklukan. Pengepungan Konstantinopel pada masanya merupakan upaya penaklukan pertama Konstantinopel oleh umat Muslim. Dalam bidang pemerintahan, Mu'awiyah lebih mengedepankan kecakapan dan kesetiaan daripada sistem kebangsawanan lama. Secara kepribadian, Mu'awiyah juga termasuk Muslim yang saleh dan menjaga ibadahnya meski dia menanggung beban memimpin kekhalifahan yang wilayahnya sudah sangat luas.
Perselisihannya dengan 'Ali bin Abi Thalib, juga penunjukkan putranya untuk menjadi khalifah sepeninggalnya, merupakan tema utama yang menjadikan Mu'awiyah sebagai sosok yang kontroversial dalam sejarah Islam. Literatur Madinah awal dan Abbasiyah awal memiliki gambaran yang baik terkait Mu'awiyah, tetapi tidak demikian dengan literatur Abbasiyah pada masa belakangan yang lebih cenderung bersifat anti-Umayyah.
maaf kalau salah atau tidak nyambung 🙂