Buatkan cerpen yang singkat beserta unsur” nya ?
Cerpen Si Kancil
Cerpen Si Kancil
Pada suatu hari ada seekor Kera yang kelaparan. Ia
berjalan ke sana ke mari. Akhirnya ia menemukan kebun pisang yang luas
dan banyak buahnya.
“Cihuiiiii……!” teriak Kera kegirangan.
“Aku tidak bakal kelaparan lagi. Setiap hari aku akan mendatangi kebun ini.”
Begitulah, tiap pagi Kera mendatangi kebun pisang
dan baru pulang di siang hari ketika perutnya sudah kenyang. Kera senan
bukan main. Ia menceritakan semuanya itu kepada hewan-hewan lainnya.
“Tapi ingat ya kebun itu milik Pak Tani, jika kalian ke sana pasti akan dibunuhnya,” kata Kera.
Si Kancil juga mendengar kabar tentang kebun pisang yang luas itu, ia berusaha mencari kebun pisang tersebut.
“Dasar Kera licik, ia tidak mau memberitahudi mana letak kebunitu. Tapi aku yakin akan segera menemukannya,” gumam Kancil
Seteleh berusaha payah mencari, ia akhirnya menemukan kebun pisang milik Pak Tani.
“Huh! Akhirnya ketemu juga kebun ini!” Kata Kancil
Taman Hati
Bagai mana rasanya kehilangan orang yang paling kita
sayang? tanyakan ini padanya jika ia dapat berkata kata, maka ia akan
menjawab, Friska, bocah tegar yang setia menanti secerca kebahagian, ia
tinggal dan berbagi cerita bersama kakak tercinta, Nira, dengan
keseharian mereka sebagai pedagang asongan.
Mendengar lagu sendu serta sajak yang menusuk kalbu, tak sekali
Friska meneteskan air mata sebab mengingatkannya pada kenangan masa lalu
yang kelam, dimana ke dua orangtua mereka pergi jauh untuk selamanya,
tanpa menyisakan sebuah kata.
Sebagai tuna wicara ia hanya bisa mengekspresikan perasaannya lewat
tangis dan senyuman, mungkin nama ayah dan ibu akan membekas selamanya
dalam sanubari, berusaha tuk membuka lembaran baru lagi-lagi ia harus
terjatuh dalam kenangan itu jua.
Malam pun tiba, ia menatap bintang yang berkedip laksana mutiara
bertabur permata, membuat gadis lugu ini tersenyum manis, seperti biasa
setiap malam ia harus terlelap sendiri, sebab Nira harus pergi bekerja
di rumah pak seto majikannya, maklumlah demi adik tercinta ia harus
banting tulang bekerja siang dan malam, yakni sebagai pedagang asongan
dan pembantu rumah tangga, “kak bentar lagi ujan, aku takut” kata gadis
kecil ini, ia cukup trauma dengan dengan hujan, tak heran karena ia
kawatir gubuk reot mereka terendam lagi, “nggak usah takut kakak yakin
ujannya gak bakalan datang, percaya sama kakak” kata priska meyakinkan
Dengan gerakan tubuh yang mahir, sembari melangkah meninggalkan Friska dan pergi menuju rumah pak seto.
Tak lama kemudian rintik hujan mulai turun, ditambah dengan riuh
petir yang menggema, tak terasa memasuki gubuk mungil gadis tunawicara
ini, dengan berusaha keras ia mengeluarkan air dari dalam rumah, mungkin
tenaganya tak sekuat itu, lelah, ia bebaring di tempat tidur, dan
ditariknya selimut tipis hingga menutupi setengah badan, tak kuat akan
derita yang dihadapinya, ia pun meneteskan air mata dengan rasa sedih
yang mendalam, “ya tuhan jika nantinya aku telah tiada, bantulah kak
nira meniti kerasnya kehidupan” sembari ia terbaring air hujan pun
menemggelamkan gubuk penuh kenangan bersama ayah, kakak dan bunda, kini
ia akan tinggal di rumah baru, di taman firdaus tanpa seorang kakak
tentunya, hingga nanti nira menyusul mereka