Isi novel serendipity karya erisca febriani please jwb penting

Posted on

Isi novel serendipity karya erisca febriani
please jwb penting

Mata Pelajaran: B. Indonesia

Jawaban:

Dulunya, Arkan dan Rani adalah sepasang kekasih. Tiba-tiba, di sebuah taman kota, Arkan mengikrarkan bahwa mereka harus berpisah.

Dua bulan telah berlalu. Sekarang, meskipun mereka satu kelas, Arkan tidak pernah lagi menyapanya. Kadang, memang selucu itu; mereka yang dulu bisa menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mengobrol tentang apa pun, kini bahkan tidak tahu bagaimana caranya mengucapkan ‘hai’ atau ‘selamat pagi’.

Rani tahu Arkan membencinya. Rani tahu ini kesalahannya. Tapi Arkan seharusnya mendukungnya. Dia sedang berusaha bertahan hidup.

Dengan segala kemampuannya, dengan segala perisai dan kekuatannya, Rani berusaha bertahan dan berdiri tegak.

 

Cinta dan kehidupan remaja adalah dua hal yang sering menjadi inspirasi seorang penulis. Selain karena keduanya selalu topik hangat, setiap orang pasti pernah mengalami masa remaja. Tidak terkecuali Erisca Febriani, penulis yang besar lewat platform kepenulisan Wattpad dan merebut hati para pembaca—khususnya remaja. Setelah sebelumnya berhasil dengan novel Dear Nathan, kini gadis kelahiran Bandar Lampung 25 Maret ini kembali dengan karya keduanya yang berjudul Serendipity.

Di novel Serendipity, Febriani menceritakan kehidupan sepasang kekasih: Rani dan Arkan. Dua orang yang duduk di bangku SMA ini memiliki latar belakang keluarga yang nyaris serupa. Mereka hidup dalam situasi keluarga broken home. Arkan dengan orangtuanya yang sering bertengkar karena ayahnya berselingkuh, sedangkan Rani harus hidup dengan ibunya yang acapkali berbohong dan bersikap acuh tak acuh kepadanya.

Hubungan Rani dan Arkan mulanya berjalan dengan baik, meski keduanya berbeda; Arkan dijuluki sebagai cowok yang sempurna (cerdas dan menjabat sebagai kapten tim basket sekolah), sementara Rani justru sebaliknya—kecerdasannya disebutkan standar dan nggak populer (hal. 27). Namun, itu nggak menjadi halangan bagi Arkan.

"Arkan masih terpaku di tempatnya berdiri, menatap Rani yang menjauh. Di genggamannya, masih terasa hangat dan rasanya dia masih tidak rela menghilangkan rasa itu." (halaman 282)

Sampai akhirnya Arkan menemukan Rani, yang terkenal polos di sekolah, masuk ke sebuah hotel bersama seorang pria yang kemudian diketahuinya bernama Andre. Keesokan harinya, Arkan pun menanyai Rani. Gadis itu nggak menjawab. Tetapi, sikap dan gestur tubuh Rani cukup bagi Arkan. Pada saat itu juga Arkan memutuskan hubungannya dengan Rani.

Selang sehari, mendadak di sekolah beredar gosip miring tentang Rani. Gadis itu pun secara otomatis mengarahkan tuduhan kepada Arkan yang bersikap dingin dan ketus kepadanya. Rani yakin Arkan-lah yang menyebarkan gosip yang nggak mengenakkan itu dan membuat semua teman-teman sekelas mereka menjauhi Rani, termasuk Jean, sahabatnya.

Beruntung, muncul Gibran, seorang murid baru di sekolah Rani yang tanpa henti berusaha mendekati Rani, meski gadis itu memasang sikap kasar kepadanya. Rani yang semula yakin Gibran nggak jauh berbeda dengan teman-teman sekelasnya yang lain—yang akan meremehkan dirinya. Tetapi, Rani salah. Bukan hanya bersikap bersahabat, Gibran juga menjadi sosok menghibur bagi Rani yang dikucilkan di sekolah.

Di sisi lain, Arkan yang bersumpah menjauhi Rani, justru merasa terganggu oleh kehadiran dan sikap Gibran terhadap mantan pacarnya. Arkan tadinya berhasil memasang dinding dan sikap tak acuh kepada Rani, perlahan mulai memperhatikan Rani kembali.

Apa Arkan mulai sadar kalau dia masih mencintai Rani?

Atau dia sekadar terganggu kehadiran Gibran yang menjadi pelindung Rani?

Benarkah Gibran jatuh cinta kepada Rani—atau dia hanya seorang playboy?

Apa benar Arkan yang menyebarkan gosip nggak menyenangkan tentang Rani?

Dan, yang paling penting; apa gosip mengenai Rani benar?

Ada banyak pertanyaan dan kejadian saling berkaitan yang dirangkai Febriani dalam Serendipity, yang menunggu kalian baca dan ungkap, Artebianz.

"Lo nggak tahu apa-apa, Gib. Ada sesuatu yang di dunia ini nggak bisa diubah. Kalau seseorang ngebenci lo, bagaimanapun cara lo terlihat baik, semua pasti bakal kelihatan salah di matanya…." (hal. 69)