Contoh cerita fantasi total dua lembar

Posted on

Contoh cerita fantasi total dua lembar

Jawaban:

Wiz Dan Belimbing Ajaib

Wiz, sang kurcaci penggali sumur memiliki sebatang pohon belimbing ajaib di rumahnya di tengah hutan Morin. Buahnya berwarna-warni sesuai warna cabangnya. Pohon belimbing ini merupakan pohon ajaib di kalangan para kurcaci di hutan Morin. Pohonnya bercabang lima seperti jari tangan

dengan warna yang berbeda-beda. Setiap warna mempunyai khasiatnya sendiri. Buah merah cabang ibu jari, berkhasiat menyembuhkan penyakit asma. Buah hijau cabang telunjuk, berkhasiat menyembuhkan sakit perut. Buah kuning cabang jari tengah berkhasiat menyembuhkan penyakit mata.

Buah putih cabang jari manis berkhasiat mempercantik wajah. Seperti bentuk jari manis yang anggun, belimbing putih sering dipesan kurcaci wanita untuk mempercantik wajah dan tubuh, agar tetap segar dan penuh pesona. Nah, buah biru cabang kelingking, kecil dan agak rapuh. Buah biru berkhasiat menyembuhkan penyakit lupa. Semua kurcaci yang pelupa di hutan Morin, langsung pulih ingatannya ketika memakan belimbing biru. Pokoknya nyos deh khasiatnya.

Suatu hari, Wiz, pergi menggali sumur di desa sebelah hutan Morin. Tiba-tiba matanya terkena pecahan batu galian. Wah, bahaya kalau tidak cepat ditangani. Wiz lalu mengambil belimbing kuning dari dalam tasnya, kemudian dimakannya. Ajaib, seketika itu juga sakit mata Wiz kembali pulih. Ketika hari mulai sore, Wiz pulang ke hutan. Di tengah perjalanan Wiz bertemu seorang Ibu tua yang sakit asma. Wiz jatuh kasihan, kemudian ia mengambil belimbing merah dari tasnya dan diberikan kepada Ibu tua itu. Setelah ibu tua memakannya, seketika itu juga sembuhlah penyakit asmanya. Ibu tua lalu mengucapkan terima kasih kepada Wiz. Wis melanjutkan perjalanan pulangnya. Kembali Wiz bertemu dengan Kakak beradik yang tengah duduk di atas batu di pinggir sungai.

“Aduh, sakit perutku, kak!” kata anak laki-laki sambil meringis kesakitan memegang perutnya.

“Sakit sekali ya, dek?” tanya Kakak perempuannya yang buruk rupa.

“Iya kak, aku sudah tak tahan lagi,” ucap anak lelaki menahan sakit.

Wiz yang mendengar percakapan tersebut bertanya, “Ada yang bisa saya bantu?”

“Oh, iya pak kurcaci, Adikku butuh pertolongan. Ia sakit perut, mungkin terlalu banyak makan jambu air,” sang Kakak memberitahu Wiz.

Wiz mengambil belimbing hijau dari dalam tasnya dan diberikan ke anak lelaki itu.

“Nah, makan ini!” kata Wiz sambil menyerahkan belimbing tersebut.

Wiz menatap Kakak perempuan yang buruk rupa kemudian menjadi iba. Wiz lalu mengambil belimbing putih dan diberikan kepada sang Kakak.

“Saya tidak sakit pak kurcaci,” kata sang Kakak.

“Kamu juga boleh memakannya, nanti kamu akan tahu khasiatnya!” jawab Wiz.

Akhirnya kedua Kakak beradik itu memakan buah belimbing dari pohon ajaib itu.

“Haa? Aku bisa jadi cantik? Kulitku jadi putih dan halus!” sorak sang Kakak perempuan buruk rupa takjub dengan perubahan yang baru saja terjadi.

“Aku juga sudah sembuh, kak! Perutku sudah nggak mules lagi,” kata si anak lelaki.

“Wah, terima kasih ya pak kurcaci. Kami sangat beruntung bertemu kamu hari ini. Terima kasih, terima kasih, terima kasih,” keduanya menyampaikan rasa terima kasihnya berulang-ulang. Wiz hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih itu.

Mendekati rumahnya di hutan, Wiz bertemu dengan seorang Kakek. Kelihatannya sang Kakek sedang kebingungan.

Wiz mendekati si Kakek dan bertanya, “Ada apa, kek? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Wiz lembut.

“Iya, saya butuh bantuan. Saya mau pulang ke rumah saya di pinggir hutan tapi saya lupa jalan pulangnya. Sekarang saya tersesat,” ujar sang Kakek yang pelupa.

“Oh jangan khawatir, kek. Kakek makan saja belimbing biru ini!” kata Wiz sambil menyerahkan belimbing terakhir dari dalam tasnya. Beberapa saat kemudian tampaklah reaksinya. Kakek mulai sadar dan telah tahu arah ke rumahnya.

“Terima kasih, sekarang saya jadi tahu jalan pulang ke rumah!” kata Kakek senang.

“Oke, hati-hati ya, kek!” jawab Wiz sopan.

Nah, lengkaplah sudah tugas Wiz hari itu, menyembuhkan lima penyakit dengan buah belimbing ajaib. Setiap hari, Wis si kurcaci dan belimbing ajaibnya akan terus menyembuhkan siapa saja yang membutuhkan pertolongan.

Semoga membantu

Jawaban:

Nomor 1

Lisa Bonekaku Yang Setia

Namaku liya, aku kelas 3 sd, sejak aku kelas 1 sd aku selalu bermain dengan boneka pemberian kakekku yang sudah tiada, aku memberi nama boneka itu lisa.

“Liya, liya bangun. hari ini hari pembagian rapor semester dua kamu akan naik kelas 4” kata bunda membangunkanku dari tidur yang nyenyak, aku cepat bangun dan meraih handuk dan cepat mandi

Setiba ku di sekolah ternyata bu guru sudah mau masuk kelas mumpung aku tidak dihukum saatnya pembagian rapor, akhirnya namaku tersebut oleh buguru “lisa septiana putri” saat aku lihat ternyata aku dapat ranking 1

“Bunda, bunda aku dapat ranking satu”

“oh ya bunda bangga” kata bunda

“kau lihat lisa raporku, aku dapat rangking satu kau tahu lisa aku sadar bahwa kau tidak bisa bicara” tiba-tiba “hey siapa bilang aku tidak bisa bicara” kata dari salah seorang bicara, aku mencari suara itu, oh ternyata suara bonekaku “hah kau bisa bicara” “tentu aku kenal kau, kau liya cucu kakek reyhan” kata bonekaku lisa “d… dari mana kau tahu” “kan aku pemberian kakekmu”, kata lisa “oh iya aku lupa”

Nomor 2

BANTUAN YANG TAK TERDUGA

(masuk paragraf) Galih mengamati gerbang sekolahnya dengan hati-hati dari balik dinding kelas I. Sudah setengah jam ia berdiri di situ, menunggu semua temannya tak tampak di gerbang sekolah. Sepertinya sudah sepi, pikirnya. Dengan menghela napas panjang, ia berjalan cepat ke arah gerbang.

"Hei! Kok baru keluar, Lih?" tanya Arkan tiba-tiba dari balik dinding sebelah gerbang.

"Aku piket dulu tadi," kata Galih dengan terbata-bata.

"Piket atau piket? Yang lainnya sudah keluar dari tadi lho," kata Riwu menggoda.

(masuk paragraf) Galih terdiam. Dadanya berdegup kencang.

"Lih, mana janjimu?" tanya Naufal sambil mendekati Galih. Arkan dan Riwu pun berdiri mendekati Galih.

"Janji apa? Aku tidak pernah janji apa-apa!" kata Galih.

"Kamu sudah berjanji akan memberikan kami uang sepuluh ribu setiap hari Jumat," kata Riwu.

"Aku bilang aku tidak bisa. Uang darimana? Ibuku hanya memberiku sangu 3000 per hari," kata Galih marah.

"Bisa tidak bisa, harus bisa!" kata Naufal yang berbadan besar sambil mendorong lengan Galih.

(masuk paragraf) Galih terdorong ke dinding gerbang. Ia tidka harus bagaimana menghadapi ketiga temannya yang bertubuh lebih besar daripadanya. Ia menatap sekeliling. Sekolah telah sepi. Percuma jika ia berteriak meminta tolong.

"Ayo, Lih! Mana uangnya!" paksa Arkan sambil memegang kerah baju Galih.

(masuk paragraf) Galih memejamkan mata. Ia tidak punya uang sebanyak itu. Ia pun tidak mungkin meminta ibunya yang hanya berpenghasilan cukup untuk makan mereka saja. Galih berdoa di dalam hati, semoga ada yang membantunya.

(masuk paragraf) Duuuughhh! Tiba-tiba saja terdengar suara keras dari samping kanan Galih. Galih membuka matanya. Di depannya telah berdiri tokoh yang baru saja dibaca bukunya semalam: Wiro Sableng. Dengan ikat kepalanya yang putih dan pakaian putih yang dipakainya, ia yakin dia pasti Wiro Sableng. Belum lagi kapak bertuliskan 212 yang terselip di pinggangnya.

"Bocah cilik kok sudah jadi preman! Besarnya mau jadi apa?!" kata Wiro Sableng tegas.

(masuk paragraf) Arkan, Riwu, dan Naufal berjalan mundur ketika melihat Wiro Sableng yang tampak sangat gagah dan berwibawa.

"Pulang sana! Belajar yang benar! Biar jadi orang yang berguna, bukan jadi preman!" kata Wiro Sableng dengan keras.

(masuk paragraf) Mereka bertiga pun berlari sekencang-kencangnya menjauh dari Galih dan Wiro Sableng. Galih dengan pelan-pelan menarik lengan baju putih Wiro Sableng.

"Wi..wiro Sa..sableng?" kata Galih terbata-bata.

"Kamu juga! Belajar yang giat dan jadi anak yang berani. Biar tidak dikompas sama teman-temanmu!" kata Wiro Sableng sambil berjalan ke arah berlawanan dengan larinya Arkan, Riwu, dan Naufal. Dan menghilang setelah sepuluh langkah.

Penjelasan:

Semoga bermanfaat

jadikan jawaban ini menjadi jawaban tercerdas plisssssssssssssssssss

follow aku ya teman-teman