Waktu adalah pedang, artinya pandai-pandailah menggunakan waktu di dalam kehidupan ini. Orang muda Islam sangat dianjurkan pandai menggunakan waktu di dalam hidupnya, bentuk pengamalan yang cocok dalam penggunaan waktu sebaik-baiknya adalah bentuk pengamalan Asmaul Husna dari​

Posted on

Waktu adalah pedang, artinya pandai-pandailah menggunakan waktu di dalam kehidupan ini. Orang muda Islam sangat dianjurkan pandai menggunakan waktu di dalam hidupnya, bentuk pengamalan yang cocok dalam penggunaan waktu sebaik-baiknya adalah bentuk pengamalan Asmaul Husna dari​

Jawaban:

Manajemen Waktu Menurut Islam

by humas2019-08-27

Oleh: Wardani*

Yang dimaksud dengan “manejemen waktu” dalam pengertian sederhana adalah “mengatur waktu”. Manajemen pada prinsipnya adalah mengatur, mengorganisasikan, atau memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk aktivitas dan tujuan yang bermanfaat. Memang, jika kita mengacu kepada istilah “menajemen” dalam pengertian sesungguhnya, tentu ada yang disebut: perencanaan, pelaksanaan, kontrol, dan evaluasi. Dalam memanage waktu, memang seharusnya unsur-unsur itu diterapkan, namun kita bisa menyebutnya di sini secara lebih longgar sebagai “seni mengatur waktu” dalam pengertian bahwa meski ada unsur-unsur pokok yang harus dipenuhi seperti itu, akan tetapi mengatur waktu tidak boleh juga terlalu ketat. Oleh karena itu, kita menyebutnya sebagai seni mengatur waktu, dan kita mencoba di sini untuk menghadirkannya dari tinjauan ajaran Islam.

Pertama yang harus kita garis bawahi adalah bahwa Islam sangat menghargai waktu, karena waktu adalah sangat bernilai. Dalam al-Qur`an, Allah swt pernah bersumpah dengan waktu, misalnya, dalam Q.s. al-‘Ashr (103/13): 3 disebutkan:

Wal ‘ashr, inna al-insân la fî khusr,

illallazîna âmanû

wa ‘amilû al-shâlihât

wa tawâshau bi al-haqq

wa tawâshau bi al-shabr

Demi masa (waktu), sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian,

Kecuali orang-orang yang beriman,

Beramal saleh (mengerjakan kebajikan),

Saling berwasiat dengan kebenaran,

Dan saling berwasiat dengan kesabaran.

Dalam surah ini, Allah bersumpah dengan media “waktu” atau “masa”. Di sini, kita bisa menyimpulkan bahwa waktu begitu berharga, karena tidak mungkin Tuhan menggunakannya sebagai sarana/ media sumpah jika tidak bernilai, atau tidak penting. Waktu adalah sesuatu yang berharga, bernilai, dan penting. Seorang penafsir modern, Muhammad Asad, dalam karyanya, The Message of the Qur`an (h. 974), menerjemahkan kata al-‘ashr yang menjadi nama surah ini dengan “the flight of time” (berlalunya waktu), bukan dengan sekadar “waktu/ masa”. Tuhan mengingatkan kita akan waktu (al-‘ashr) yang telah berlalu, tidak akan pernah bisa dikembalikan lagi. Istilah al-‘ashr adalah waktu yang terukur yang terdiri dari bagian-bagian periode, bukan seperti al-dahr yang juga digunakan oleh al-Qur`an yang bermakna waktu yang tak terbatas tanpa permulaan dan akhir.

Penjelasan:

semoga membantu