Ceritakan dengan singkat bagaimana terjadinya perang antara Tidore dan Portugis

Posted on

Ceritakan dengan singkat bagaimana terjadinya perang antara Tidore dan Portugis

Terjadinya perang antara Tidore melawan Portugis pada tahun 1529 disebabkan oleh penembakan jung-jung dari Banda yang  akan membeli cengkih ke Tidore oleh kapal-kapal Tidore.

Portugis mendarat di Kepulauan Maluku pada tahun 1521 dan memusatkan aktivitasnya di Ternate. Raja Ternate pun menerima kedatangan Portugis dengan baik karena Ternate membutuhkan dukungan untuk melawan Tidore dalam perdagangan rempah-rempah. Tidak lama kemudian bangsa Spanyol mendarat di Kepulauan Maluku dan memusatkan  kedudukannya di Tidore. Terjadilah persaingan antara kedua belah pihak.

Maaf kalau salah:)

Jawaban dan penjelasan:

LATAR BELAKANG

Untuk mencukupi kebutuhan di negaranya, Portugis melakukan pelayaran ke timur dengan maksud untuk mencari rempah-rempah. Pada 15 Agustus 1511, mereka berhasil merebut Malaka,[2] dan kemudian mengalihkan perhatiannya ke Maluku karena mereka telah mengetahui bahwa Maluku merupakan penghasil rempah-rempah besar. Setelah itu, mereka membangun kerja sama dagang dengan Kesultanan Ternate ketika kesultanan Ternate dan Tidore saling bermusuhan. Bersamaan dengan itu, Armada Laut Spanyol datang ke Maluku pada tahun 1521. Spanyol yang sedang bersaing dengan Portugis diterima di Tidore. Karena diangap melanggar perjanjian Tordesillas, maka Armada Spanyol pergi dari Maluku dan menetap di Filipina.

PEPERANGAN

Di Ternate, terjadi pertempuran antara tentara Portugis melawan tentara Sultan Hairun dari tahun 1550. Pada tahun 1570, Sultan Hairun dibunuh oleh Portugis.[1] Akibatnya, pengganti Sultan Hairun, yaitu Sultan Baabullah, bersumpah akan terus memusuhi Portugis[1] dan mengepung benteng Portugis di Ternate. Benteng ini berhasil bertahan selama empat tahun, hingga akhirnya tentara Sultan Baabullah berhasil menjebol pertahanan benteng dan membunuh semua garnisunnya.[1] Portugis tidak dapat mengirim bala bantuan karena Malaka sedang dikepung oleh Kesultanan Aceh.[1]