Apa yang dimaksud manfaat hayati (ekonomi, pendidikan dan ekologis) untuk pembangunan berkelanjutan?

Posted on

Apa yang dimaksud manfaat hayati (ekonomi, pendidikan dan ekologis) untuk pembangunan berkelanjutan?

Seperti anggota komunitas makhluk hidup lainnya, manusia tergantung pada
lingkungannya. Dengan kelengkapan akal budinya yang jauh lebih unggul
dari makhluk hidup lain, manusia tidak hanya beradaptasi dan berevolusi
secara pasif namun, namun mampu mengubah lingkungannya agar lebih
menguntungkan dan sesuai denngan kebutuhan hidupnya. Sesuai dengan
perkembangan kebudayaannya, sejarah interaksi manusia dimulai dari
tahap/fase pengumpul atau pemburu, fase pertanian, fase pembentukan
kawasan permukiman, hingga fase modern dengan konsumsi energi tinggi.
Pada setiap fase interaksi ini, bentuk hubungan pengaruh dan
mempengaruhi berubah sesuai dengan tekhnologi dan kapasitas yang
dikembangkannya. Manusia tidak lagi tergantung dengan sumber daya yang
ada di alam, namun dengan kelebihan inovasinya mulai mampu
membudidayakan, meningkatkan produktivitas komponen keanekaragaman
hayati dan menekan faktor-faktor yang tidak mennguntungkan produksi.
Dengan semakin meningkatnya populasi dan kebutuhan hidupnya, serta
dengan perkembangan industrialisasi, dampak kegiatan manusia pada
kondisi dan dinamika keanekaragaman hayati semakin besar. Kebutuhan yang
meningkat sering kali menyebabkan kurang diindahkannya pertimbangan
lingkungan; pemanenan hasil alam berupa hasil hutan dan perikanan sering
kali hanya mempertimbangkan pemenuhan bahan baku industri dan kebutuhan
masyarakat dalam jangka pendek. Pertanian tradisional yang lebih
mempertahankan keanekaragaman hayati digantikan dengan pertanian
berinput tinggi, dengan keanekaragaman hayati rendah dan intensiv.
Pertanian intensiv sering kali tidak mempertahankan penggalian bibit
lokal demi untuk memenuhi pasaran global.
Akibat yang segera tampak adalah degradasi lahan, terutama
penurunan produktivitas lahan, penggundulan hutan dan meningkatnya
kasus-kasus bencana alam. Dalam jangka panjang, dampak yang akan muncul
adalah kejenuhan lingkungan, akibat tertekannya daya dukung lingkungan
dan meningkatnya kerusakan lahan dan fungsiekologis keanekaragaman
hayai. Bila hal ini terus berlanjut maka ketiga fungsi keanekaragaman
hayati akan rusak dan manusia sendiri yang harus menerima akibatnya.
Esensi dari pendekatan bioreginal adalah untuk mewadahi dan
melibatkan konservasi keanekaragaman hayati dalam pemanfaatan sumber
daya lahan dan sumber daya alam lainnya, termasuk yang utama ditujukan
untuk produksi ekonomi. Dengan demikian, pendekatan bioregional
development plan adalah upaya memadukan tujuan konservasi keanekaragaman
hayati dalam pengelolaan hutan, pertanian, perternakan, perikanan dan
pengembangan kawasan pemukiman/perkotaan, serta dalam pembangunan
dilahan basah dan semua lanskap. Teknik dan strategi konservasi
keanekaragaman hayati pada berbagai bentukan lanskap tersebut diatas
sebenarnya sudah ada, namun perlu ditingkatkan lagi dan dilaksanakan
secara lebih terpadu dan luas.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati unggulan daerah dalam konsep
bioregional ini sebenarnya menguntungkan secara ekonomi dan ekologis.
Pemanfaatan jenis-jenis asli/setempat akan membantu pemeliharaan
keanekaragaman setempat dan meningkatkan efisiensi pemeliharaan, karena
sangat sedikit membutuhkan input kapital dalam proses produksi (pupuk,
pertisida, dll.)