Struktur batin puisi AKU karya chairil anwar

Posted on

Struktur batin puisi AKU karya chairil anwar

B. Struktur Batin Puisi

1. Tema /sense

Tema/makna (sense); media puisi adalah bahasa. Tataran bahasa adalah hubungan tanda dengan makna, maka puisi harus bermakna, baik makna tiap kata, baris, bait, maupun makna keseluruhan. Di dalam puisi Aku ini bertemakan tentang perjuanagan seorang “Aku” dan penulis akan menganalisis tiap bait pada puisi ini

2. Rasa/Perasaan/ feeling

Rasa (feeling), yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Feeling atau Rasa merupakan salah satu unsur isi yang dapat mengungkapkan sikap penyair pada pokok persoalan puisi. Pada puisi di atas merupakan eskpresi jiwa penyair yang menginginkan kebebasan dari semua ikatan. Di sana penyair tidak mau meniru atau menyatakan kenyataan alam, tetapi mengungkapkan sikap jiwanya yang ingin berkreasi. Sikap jiwa “jika sampai waktunya”, ia tidak mau terikat oleh siapa saja, apapun yang terjadi, ia ingin bebas sebebas-bebasnya sebagai “aku”. Bahkan jika ia terluka, akan di bawa lari sehingga perih lukanya itu hilang. Ia memandang bahwa dengan luka itu, ia akan lebih jalang, lebih dinamis, lebih vital, lebih bergairah hidup. Oleh sebab itu “Aku” ingin hidup seribu tahun lagi. Semuanya itulah eksprsesi jiwa seorang pengarang yaitu Chairil Anwar.

3. Tone/Nada

Nada (tone), yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, nada juga berhubungan dengan tema dan rasa. Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui, mendikte, bekerja sama dengan pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca, dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll. Di sini ada sedikit perbedaan antara feeling dan tone itu kalau feeling menggambarkan sikap penyair kepada pokok persoalan puisinya, sedangkan tone atau nada merupakan unsur isi yang menggambarkan sikap penyair kepada pembacanya. Dalam Puisi ‘Aku’ terdapat kata ‘Tidak juga kau’, Kau yang dimaksud dalam kutipan diatas adalah pembaca atau penyimak dari puisi ini. Ini menunjukkan betapa tidak pedulinya Chairil dengan semua orang yang pernah mendengar atau pun membaca puisi tersebut, entah itu baik, atau pun buruk. Disamping Chairil ingin menunjukkan ketidakpeduliannya kepada pembaca, dalam puisi ini juga terdapat pesan lain dari Chairil, bahwa manusia itu itu adalah makhluk yang tak pernah lepas dari salah. Oleh karena itu, janganlah memandang seseorang dari baik-buruknya saja, karena kedua hal itu pasti akan ditemui dalam setiap manusia. Selain itu, Chairil juga ingin menyampaikan agar pembaca tidak perlu ragu dalam berkarya, berkaryalah dan biarkan orang lain menilainya, seperti apa pun bentuk penilaian itu kita terima dengan rasa percaya diri dan sebagai pertimbangan kebaikan dalam menciptakan karya selanjutnya.

4. Amanat

Amanat/tujuan/maksud (itention) yaitu tujuan yang mendorong penyair menciptakan puisi, tujuan tersebut bisa dicari sebelum penyair menciptakan puisi, maupun dapat ditemui dalam puisinya. Amanat dalam Puisi ‘Aku’ karya Chairil Anwar yang dapat penulis simpulkan yaitu :

· Manusia harus tegar, kokoh, terus berjuang, pantang mundur meskipun rintangan menghadang.

· Manusia harus berani mengakui keburukan dirinya, tidak hanya menonjolkan kelebihannya saja.

· Manusia harus mempunyai semangat untuk maju dalam berkarya agar pikiran dan semangatnya itu dapat hidup selama-lamanya.