Bagaimana teks pembukaan uud 1945 aliena ke empat pada piagam jakarta

Posted on

Bagaimana teks pembukaan uud 1945 aliena ke empat pada piagam jakarta

Untuk menjaga integrasi bangsa yang baru diproklamasikan, Sukarno segera menghubungi Hatta dan berdua menemui wakil-wakil golongan Islam. Semula, wakil golongan Islam, di antaranya Teuku Moh Hasan, Mr. Kasman Singodimedjo, dan Ki Bagus Hadikusumo, keberatan dengan usul penghapusan itu. Setelah diadakan konsultasi mendalam akhirnya mereka menyetujui penggantian rumusan “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dengan rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” demi keutuhan Indonesia.Pagi harinya tanggal 18 Agustus 1945 usul penghilangan rumusan “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dikemukakan dalam rapat pleno PPKI. Selain itu dalam rapat pleno terdapat usulan untuk menghilangkan frasa “menurut dasar” dari Ki Bagus Hadikusumo. Rumusan dasar negara yang terdapat dalam paragraf keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar ini merupakan rumusan resmi kedua dan nantinya akan dipakai oleh bangsa Indonesia hingga kini. UUD inilah yang nantinya dikenal dengan UUD 1945.

Hal ini dilakukan secara legowo oleh para pemuka Islam Indonesia pada saat itu atas pertimbangan dari kata kata penenangan oleh Pak Hatta, yaitu demi tercapainya kesatuan dan integrasi Bangsa Indonesia yang baru saja berdiri mulai dari tanah Sumatera hingga Papua. Penghapusan kata kata tersebut diterima secara baik dan tanpa adanya rasa dendam yang mendalam. Hal inilah yang menunjukkan toleransi yang tinggi oleh rakyat Indonesia sedari dulu.

Kerakyatan yg dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dlm permusyahwaratan perwakilan
#salahCOMENTaja